MPR Gelorakan Sosialisasikan Empat Pilar di Lokasi Kerajaan Bubohu

MPR melakukan sosialisasi empat pilar MPR RI dengan metode Pagelaran Seni Budaya ke seluruh penjuru tanah air, salah satunya di hadir bersama Festival Budaya Gorontalo yang digelar di Taman Wisata Religius Bubohu.

oleh Gilar Ramdhani pada 25 Agu 2019, 14:35 WIB
Diperbarui 29 Agu 2019, 14:40 WIB
MPR Gelorakan Sosialisasikan Empat Pilar di Lokasi Kerajaan Bubohu
Sosialisasi Empat Pilar MPR hadir di Festival Budaya Gorontalo yang digelar di Taman Wisata Religius Bubohu, Gorontalo.

Liputan6.com, Gorontalo Dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR, Sekretariat Jenderal MPR RI menggelar ‘Festival Budaya Gorontalo’ di Taman Wisata Religius Bubohu, Desa Bongo Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo, pada Sabtu, 24 Agustus 2019. Taman Bubohu dirintis dan dibangun oleh Yosep Tahir Maruf (Yotama) seorang tokoh budaya keturunan dari kerajaan Bubohu 1750.

Hadir pada acara itu Anggota MPR RI: Elnino M. Husein Mohi, Kepala Bagian Pemberitaan, Hubungan Antar Lembaga dan Layanan Informasi Biro Humas MPR RI: Muhamad Jaya, Asisten I Bidang Pemerintah dan Kesra Kabupaten Gorontalo: Selmin Papeo, Pemangku Adat Bubohu: Karim Pateda, Kepala Desa Bongo: Bahtiar M. Yunus, Kapolsek, Danramil dan ratusan undangan yang tampak antusias mengikuti serta menyaksikan acara yang menampilkan diantaranya: Parade Walima, Tanggomo dan Diskusi Kebudayaan.

Kepala Bagian Pemberitaan, Hubungan Antar Lembaga dan Layanan Informasi Biro Humas MPR RI, Muhamad Jaya, saat memberi laporan sebagai panitia pelaksana mengungkapkan rasa bangganya melihat antusiasme masyarakat ingin menyaksikan pagelaran seni budaya tersebut.

“Saya bangga karena acara Festival Budaya Gorontalo sangat mendukung kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI," ujarnya.

Di hadapan masyarakat kota yang berjulukan “Serambi Madinah" ini MPR memilih seni budaya sebagai salah satu metode sosialisasi, karena di dalam seni budaya ini, mengandung filosofi yang berisi tuntunan untuk dijadikan panutan, selain sebagai tontonan.

“Mudah-mudahan Festival Budaya Gorontalo, memberi manfaat untuk masyarakat, dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” harap Muhamad Jaya. Dan dengan pagelaran festival budaya ini, MPR telah melakukan dua hal, Sosialisasi Empat Pilar dan mendukung pelestarian seni budaya nusantara. “MPR ikut melestarikan dan menjaga seni budaya leluhur kita," paparnya.

Pagelaran Seni Budaya Festival Budaya Gorontalo’di Gorontalo ini dibuka oleh anggota MPR RI Elnino M. Husein Mohi. Dalam sambutannya menyampaikan bahwa penjajah masuk ke negeri kita melalui perdagangan dan kebudayaan.

"Karena kita pernah dijajah melalui VOC yang memonopoli harga perdagangan dan penjajahan melalui kebudayaan oleh Belanda selama 150 tahun yang menghancurkan adat dan kebudayaan di negeri ini. Oleh karena itu mari kita sama-sama menyadari bahwa yang kita urus adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia, negara yang memiliki beragam kebudayaan dan adat istiadat, bukan negara milik satu kelompok atau etnis tertentu," jelasnya.

Salah satu kiat untuk menjaga adat istiadat dan kebudayaan asli, menurut Elnino adalah dengan mengingat dan mengamalkan Pancasila. Dari sinilah maka MPR melakukan sosialisasi dengan metode Pagelaran Seni Budaya ke seluruh penjuru tanah air.

“Mari kita lindungi seni budaya kita dari pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan peradaban asli Indonesia," tegasnya.

Sementara Asisten I Bidang Pemerintah dan Kesra Kabupaten Gorontalo Selmin Papeo menyampaikan terimakasih kepada MPR yang mengadakan sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Taman Wisata Religius Bubohu. Dia berharap kepada warga yang hadir untuk menghayati dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehar-hari makna yang terkandung dalam Empat Pilar ini.

"Mudah-mudahan dengan memahami Empat Pilar kita dapat menjaga dan melasterikan kebuyaan yang diwariskan oleh nenek moyang kita," tuturnya.

Selain menampilkan beragam seni budaya yang bernuansa Islam, festival ini juga diisi dengan acara Diskusi Kebudayaan, dengan narasumber: Elnino M. Husein Mohi, Muhamad Jaya, Prof. DR. Abdul Haris Panai dan Karim Pateda.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya