Dinkes Bogor Siapkan Serum Anti Bisa Ular di Sejumlah Rumah Sakit

Fenomena kemunculan ular terutama jenis kobra di pemukiman warga belakangan ini membuat warga resah.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 20 Des 2019, 03:01 WIB
Diterbitkan 20 Des 2019, 03:01 WIB
Fenomena kemunculan ular terutama jenis kobra di pemukiman warga belakangan ini membuat warga resah.
Fenomena kemunculan ular terutama jenis kobra di pemukiman warga belakangan ini membuat warga resah. (Liputan6/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena kemunculan ular terutama jenis kobra di pemukiman warga belakangan ini membuat warga resah. Tak terkecuali warga Bogor, Jawa Barat.

Namun, masyarakat tak perlu khawatir karena ada serum anti bisa ular sebagai penawar apabila warga terkena sengatan ular berbisa termasuk kobra.

"Kalau ada warga yang digigit ular berbisa bisa langsung ke RSUD Kota Bogor dan RS PMI," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Kamis (19/12/2019).

Dinkes juga akan segera menyiapkan Serum Anti Bisa Ular (SABU) di setiap puskesmas yang ada di Kota Bogor. Rumah sakit swasta juga nantinya diimbau untuk menyediakan serum anti bisa ular.

"Sebagai langkah preventif, perihal SABU ini akan segera dikordinasikan dengan BPBD. Kami juga akan segera memetakan wilayah-wilayah yang sudah terindikasi ditemukan ular kobra," terang Rubaeah.

Humas RSUD Kota Bogor, Taufik Rahmat mengatakan pihak rumah sakit plat merah ini telah memiliki 13 serum anti bisa ular, yang siap digunakan jika ada korban terkena gigitan ular. Namun sampai saat ini belum ada laporan warga yang digigit ular.

"Bagi warga Kota Bogor yang mendapat gigitan ular dapat segera datang kesini," ujar Taufik.

Taufik mengatakan serum itu hanya dapat diberikan kepada pasien yang terbukti atau telah digigit ular berbisa dengan penanganan medis dari rumah sakit tersebut.

"Meskipun ini kan fenomena baru, tapi kami memang sudah memiliki stok 13 SABU. Untuk serum ini dicover oleh BPJS," terangnya.

Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dedi Syarif, menyatakan pihaknya sudah menyampaikan kepada setiap rumah sakit dan puskesmas untuk menyediakan serum anti bisa ular. Hal ini mengingat fenomena penampakan ular kobra terus meluas dan sudah meresahkan warga.

"Sangat berbahaya jika tidak diantisipasi. Kita tidak pernah tahu kapan ular tersebut akan menyerang," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Hantui Warga Bogor

Kemunculan ular kobra menghantui warga Bogor selama satu bulan terakhir ini. Sedikitnya ada 70 ekor ular anak kobra yang berhasil ditangkap warga di Kecamatan Citayam dan Cibinong.

Terakhir, dua ekor anak ular kobra ditemukan warga RT03/01, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal. Seekor anak ular kobra sepanjang 35 cm, tiba-tiba muncul di hadapan pemilik rumah bernama Wandi Sugianto (53), saat dirinya sedang duduk di kursi halaman rumahnya.

Ular warna hitam itu akhirnya berhasil ditangkap oleh Wandi dengan cara giring masuk ke dalam toples plastik.

Malam harinya, anggota BPBD Kota Bogor kembali menangkap ular di kampung tersebut pada saat melakukan penyisiran di kebun kosong.

"Kobra ini kan kalau sudah bertelur pasti ditinggalkan oleh induknya. Kuncinya kita mencari induknya dulu. Tapi sejauh ini belum berhasil menemukannya," terang Komandan Regu (Danru) BPBD Kota Bogor, Ruli Sinambela.

Ruli menyebutkan, sepanjang 2019, tercatat ada lima laporan penemuan ular. Laporan penemuan ular kobra itu terdapat di lima wilayah yaitu Kelurahan Mekar Wangi, Kelurahan Kayumanis, Kelurahan Cibadak, Kelurahan Katulampa dan Kelurahan Sindangbarang.

"Ular ditemukan di lokasi itu kemungkinan tempat tersebut sebagai area ular mencari makan. Salah satu makanan ular adalah tikus, dan tikus biasanya banyak di rumah-rumah," terangnya.

Perilaku kobra itu biasanya menyimpan telur di sarangnya, ketika awal musim hujan akan menetas. Biasanya sarang bekas tikus atau di tempat-tempat lembab, dan tumpukan sampah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya