Pemerintah Pantau Perkembangan Epidemologi dan Kesehatan di Daerah yang Terapkan New Normal

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan perkembangan epidemologi, sistem kesehatan serta surveillance daerah yang terapkan normal baru.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 01 Jun 2020, 19:54 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2020, 19:54 WIB
Achmad Yurianto
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto saat konferensi pers Corona di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (27/5/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan perkembangan epidemologi, sistem kesehatan serta surveillance atau sistem pengawasan kesehatan daerah-daerah yang menerapkan normal baru dalam pandemi COVID-19 akan terus dipantau.

"Sepanjang penerapan tatanan kehidupan baru ini akan dilakukan pemantauan terkait perkembangan epidemologi daerah, sistem kesehatannya dan sistem surveillance kesehatannya," kata dia dalam jumpa pers di Graha BNPB di Jakarta, Senin (1/6/2020).

Ia mengatakan beberapa hal terkait bagaimana menerapkan normal baru secara keseluruhan dalam sistem masyarakat di Tanah Air untuk kehidupan yang baru akan sangat ditentukan oleh kondisi wilayah itu sendiri.

Menurut dia, sejak awal, gugus tugas penanganan COVID-19 memberikan masukan kepada pemerintah daerah, kemudian dilakukan kajian epidemologi tentang penyakit di wilayah-wilayah tersebut. Selain itu juga disampaikan data-data tentang sistem kesehatan yang ada di daerah termasuk sistem surveillance kesehatan.

"Atas dasar inilah maka kita bisa melihat bahwa memang ada beberapa kabupaten dan kota di Tanah Air yang tidak terdampak COVID-19," ujarnya seperti dikutip dari Antara.

Daerah-daerah itulah yang kemudian semestinya sudah bisa melaksanakan tata kehidupan yang baru. Hal itu sudah menjadi keputusan pemerintah daerah yang diambil bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan serta tokoh yang ada di kabupaten dan kota.

Langkah itu dilakukan sebab tahapan selanjutnya ialah harus menciptakan kondisi serta upaya prakondisi yang diberikan dan disampaikan pada masyarakat agar mereka memahami betul apa yang harus dilakukan.

Bahkan, tidak hanya berupa sosialisasi melainkan juga edukasi pada semua aspek kehidupan. Selanjutnya dilakukan simulasi di berbagai tempat termasuk fasilitas umum dengan tatanan hidup yang baru.

"Bagaimana mengimplementasikan tatanan hidup yang baru misalnya di pasar dan sekolah," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Normal Baru di Sekolah

Untuk sekolah tentunya juga perlu diperhatikan stratanya yakni bagaimana di tingkat perguruan tinggi, SMA, SMP serta SD. Hal tersebut harus benar-benar dipahami oleh masyarakat agar meyakini bahwa mereka mampu melaksanakan normal baru dengan baik.

Ia berharap dengan adanya pemantauan atas perkembangan epidemologi serta sistem kesehatan tiap-tiap daerah, maka akan terlihat bahwa peran yang paling menentukan adalah masyarakat dan diharapkan mereka menyikapinya dengan benar.

"Inilah yang kita harapkan tatanan baru dalam kehidupan kita bisa menjadi cara bagi kita untuk menjaga aman dari COVID-19," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya