4 Sekolah di Bekasi Jadi Role Model Pembelajaran Tatap Muka, Mana Saja?

Menurutnya, metode pembelajaran daring kerap dikeluhkan orangtua murid karena berbagai alasan.

oleh Bam Sinulingga diperbarui 28 Jul 2020, 05:27 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2020, 05:27 WIB
Ilustrasi sekolah.
Ilustrasi sekolah.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi menetapkan 4 sekolah untuk menjadi role model pembelajaran tatap muka di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Penetapan ini berdasarkan penandatanganan MoU dengan Kementerian Agama dan Dewan Pendidikan Kota Bekasi.

Keempat sekolah, yakni SMPN 02, Al-Azhar, Victory dan SDN 06 Pekayon Jaya, dipastikan telah menerapkan protokol kesehatan sesuai standar untuk pembelajaran tatap muka. Pihak sekolah sebelumnya juga telah melakukan simulasi dan sosialisasi kepada masyarakat.

"Ini merupakan langkah adaptasi bidang pendidikan dan kesempatan kepada sekolah yang ditunjuk yang disepakati," kata Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto di Bekasi, Senin (27/7/2020).

Menurutnya, metode pembelajaran daring kerap dikeluhkan orangtua murid karena berbagai alasan. Mulai dari kendala biaya untuk membeli paket internet, sinyal yang buruk, sampai ketidakmampuan orangtua memahami kurikulum yang dipelajari sang anak.

Pemkot sendiri masih sangat terbatas dalam memfasilitasi kebutuhan masyarakat untuk pembelajaran daring. Saat ini baru satu kelurahan yang menyediakan layanan wifi gratis yang bisa dimanfaatkan untuk belajar daring.

"Kelurahan Jati Rahayu menyiapkan kantor lurah untuk pembelajaran bersama. Dibuka seluasnya untuk fasilitasi warga yang kesulitan kuota," papar Tri.

Ketua Dewan Pendidikan Kota Bekasi, Ali Fauzi menyampaikan MoU role model sekolah harus berpegang kepada SKB 4 Menteri, terutama dalam kaitan menyiapkan perangkat pendukung penerapan protokol kesehatan.

"Kita berharap pihak sekolah memastikan kesiapan perangkat protokol kesehatan," ujar mantan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Pemkot Bekasi itu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Protokol Harus Diterapkan

Selain itu, lanjut Ali, pihak sekolah juga harus meyakinkan orangtua murid, bahwa protokol kesehatan yang diterapkan sudah optimal dan sesuai standar pemerintah. Hal ini untuk meminimalisir rasa kekhawatiran para orangtua saat melepas anaknya belajar tata muka di tengah kondisi pandemi.

"Protokol harus dipenuhi sekolah role model, dan menjadi contoh untuk sekolah lain. Sehingga rasa was-was kepada sekolah sedikit berkurang sepanjang mengikuti protokol kesehatan," pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya