Jokowi Ingin APBN 2021 Fokus Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional

Jokowi menekankan, belanja pemerintah dari APBN sangat penting untuk menggerakkan perekonomian yang lesu akibat Covid-19.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 28 Jul 2020, 11:40 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2020, 11:39 WIB
Jokowi Serahkan Nota Keuangan dan RUU APBN 2020 kepada DPR
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidatonya dalam Sidang Paripurna di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (16/8/2019). Nantinya DPR akan membahas RAPBN 2020 untuk selanjutnya disahkan menjadi UU. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta jajarannya optimistis dan realistis dalam menyusun Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2021. Jokowi meminta agar APBN 2021 diprioritaskan untuk kegiatan percepatan pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.

"Kita juga harus memastikan prioritas untuk 2021 dan juga pelebaran defisit untuk APBN 2021 yang difokuskan dalam rangka pembiayaan kegiatan percepatan pemulihan ekonomi dan sekaligus penguatan transformasi di berbagai sektor," kata Jokowi dalam rapat terbatas, Selasa (28/7/2020).

Dia menjelaskan, sejumlah prioritas kerja pemerintahannya pada 2021 yakni, bidang kesehatan, reformasi pangan, energi, pendidikan, dan percepatan transformasi digital. Selain itu, dia mengingatkan agar APBN juga diarahkan untuk membangkitkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang terdampak akibat pandemi Corona.

"Dalam situasi krisis seperti ini, belanja pemerintah menjadi instrumen utama untuk daya ungkit, tapi juga agar sektor swasta, UMKM bisa pulih kembali," ujar Jokowi.

Dia menekankan, belanja pemerintah dari APBN sangat penting untuk menggerakkan perekonomian yang melesu akibat Covid-19. Namun, Jokowi mengingatkan bahwa APBN hanya berkontribusi sekitar 14,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Mesin penggerak ekonomi ini harus diungkit dari APBN kita yang terarah yang tepat sasaran," ucapnya.

Di sisi lain, Jokowi meminta menterinya tak melupakan agenda-agenda strategis lainnya. Salah satunya kata dia yaitu, langkah untuk keluar dari negara berpendapatan menengah atau middle income trap.

"Kita juga tidak boleh melupakan agenda-agenda besar, agenda-agenda strategis besar bangsa kita, terutama dalam langkah langkah-langkah untuk bisa kita keluar dari middle income trap," kata Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Jokowi Sebut Pemulihan Ekonomi Indonesia Diprediksi Tercepat Setelah China

Jokowi Pimpin Sidang Kabinet
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan ketika memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis (3/10/2019). Topik Sidang Kabinet Paripurna tersebut yakni Evaluasi Pelaksanaan RPJMN 2014-2019 dan Persiapan Implementasi APBN 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Jokowi menyebut Indonesia diprediksi menjadi negara dengan pemulihan ekonomi tercepat setelah China pada 2021. Hal tersebut berdasarkan proyeksi dari sejumlah lembaga keuangan dunia seperti, Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

"Indonesia juga diproyeksikan masuk ke kelompok dengan pemulihan ekonomi tercepat setelah Tiongkok. Ini juga kalau proyeksi ini benar, saya kira patut kita syukuri," kata Jokowi dalam rapat terbatas melalui video conference, Selasa (28/7/2020).

Menurut dia, sejumlah lembaga keuangan itu meramalkan, ekonomi global pada 2021 akan mulai tumbuh positif. IMF memperkirakan ekonomi global tumbuh hingga 5,4 persen, Bank Dunia 4,2 persen, dan OECD 2,8 persen hingga 5,2 persen.

"Saya kira kalau perkiraan ini betul, kita akan berada pada posisi ekonomi yang juga mestinya itu di atas pertumbuhan ekonomi dunia," tutur Jokowi.

Kendati begitu, Jokowi mengingatkan jajarannya untuk tak lengah dan tetap waspada. Pasalnya, masih ada risiko terjadinya gelombang kedua Covid-19.

"Kita tetap harus waspada, kemungkinan dan antisipasi kita terhadap risiko terjadinya gelombang kedua, second wave dan masih berlanjutnya sekali ketidakpastian ekonomi global di tahun 2021," tutur dia.

Selain itu, Jokowi menyebut ekonomi global juga masih berkembang sangat dinamis dan penuh dengan ketidakpastian. Sebab, lembaga-lembaga keuangan dunia selalu merevisi prediksi mereka terkait pertumbuhan ekonomi 2020 maupun 2021.

"Artinya sekali lagi masih dengan penuh dengan ketidakpastian," ucap Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya