Cerita Puan soal Kedekatan Bung Karno dengan NU

Puan mengatakan hubungan Islam dan nasionalisme bagi bangsa Indonesia ibarat eratnya hubungan Bung Karno dengan NU.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Sep 2020, 18:05 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2020, 18:05 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani Saat Menghadiri ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA)
Ketua DPR RI Puan Maharani Saat Menghadiri ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA). (Sumber foto: dokumentasi DPR).

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPR RI Puan Maharani menceritakan kedekatan Presiden pertama Republik Indonesia Sukarno dengan tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

Hal ini dikatakannya saat memberikan orasi kebangsaan secara virtual dalam Konferensi Besar ke-23 GP Ansor di Minahasa, Sulawesi Utara, Sabtu (19/9/2020). 

Puan mengatakan, hubungan Islam dan nasionalisme bagi bangsa Indonesia ibarat eratnya hubungan Bung Karno dengan NU. Salah satunya hubungan Bung Karno dengan KH Abdul Wahab Hasbullah.

Menurut Puan kedua tokoh ini saling bersahabat dan saling menghormati. 

"Bung Karno selalu bermusyawarah dan meminta pandangan dari ulama-ulama Nahdlatul Ulama dalam hal genting dan penting termasuk dengan Kiai Wahab Hasbullah," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta dilansir Antara. 

Konsistensi GP Ansor, lanjut dia, tidak bisa dilepaskan dari sosok KH Abdul Wahab Hasbullah, yang meletakkan fondasi pemikiran kebangsaan pada generasi muda NU. 

"Kiai Abdul Wahab Hasbullah merupakan teladan bangsa ini karena senantiasa menggelorakan spirit cinta Tanah Air adalah bagian dari iman (hubbul wathan minal iman)." ujarnya.

Dalam konteks tersebut, menurut politikus PDIP ini, cinta Tanah Air adalah bagian dari iman yang telah menjadi gerakan besar hingga menggelorakan nasionalisme kaum muda.

Puan mengatakan, dalam Muktamar NU di Solo 1962, Bung Karno menegaskan kepada para muktamirin, "Saya cinta sekali kepada NU".

"Bung Karno sampaikan hal itu dari lubuk hati paling dalam, karena menyadari peran NU dalam menjaga Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD 1945. NU selalu hadir membela negara pada saat-saat genting dan penting," ujarnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Gelar dari NU untuk Bung Karno

Menurut Puan, kecintaan Bung Karno kepada NU juga dibalas dengan menganugerahi Bung Karno gelar waliyul amri ad-daruri bis syaukah, yaitu pemimpin nasional dalam keadaan darurat namun memiliki wewenang yang mutlak.

Dia mengatakan, gelar itu dianugerahkan dalam Muktamar ke-20 NU di Surabaya pada 1954, dan menegaskan bahwa Bung Karno adalah pemimpin negeri Muslim yang sah secara syariat.

"Sebagai cucu dari Bung Karno, saya pribadi mengucapkan terima kasih atas pemberian gelar tersebut," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya