Temui Ketum PBNU, Nadiem: Kami Mohon Maaf Terkait Kamus Sejarah Indonesia

Sekjen PBNU HA Helmy Faishal menyampaikan bahwa pihaknya memberikan saran, masuk, sekaligus kritik terhadap terbitnya Kamus Sejarah Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Apr 2021, 19:33 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2021, 19:33 WIB
Nadiem Makarim
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Nadiem Makarim menemui Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jakarta. Dalam kunjungannya itu, Nadiem meminta maaf terkait adanya kontroversi Kamus Sejarah Indonesia yang diterbitkan Kemendikbud sejak 2017.

"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Kami sudah membentuk tim untuk merevisi total kamus tersebut," kata Nadiem dilansir laman NUonline, Kamis (22/4/2021).

Sementara itu dalam pertemuan tersebut, Sekjen PBNU HA Helmy Faishal menyampaikan bahwa pihaknya memberikan saran, masuk, sekaligus kritik terhadap terbitnya Kamus Sejarah Indonesia yang tidak mencantumkan nama KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Presiden ke-4 RI.

"PBNU menyampaikan kritikan dan masukan yang sangat luas sekali kepada Mas Menteri bahwa sejarah berdirinya Indonesia tidak lepas dari peran para kiai dan ulama NU dalam konteks membangun dan merintis berdirinya NKRI," kata Helmy.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Komentar Yenny Wahid

Senada, Direktur Wahid Foundation Hj Yenny Wahid juga secara khusus mengapresiasi Mendikbud Nadiem Makarim yang sudah merespons dengan cepat kontroversi kamus sejarah tersebut. Walaupun kamus tersebut tidak dibuat dan dirumuskan pada masa Nadiem.

"Tetapi menunjukkan komitmen untuk memperbaiki dan merevisi," kata Yenny.

Kemudian dia juga bersyukur kamus tersebut akan diperbaiki. Sehingga bisa dipelajari oleh generasi mendatang.

"Perbaikan kamus tersebut penting, agar generasi muda dapat lebih mengenal lagi para tokoh-tokoh bangsa serta kontribusi mereka terhadap kemerdekaan maupun pengisian kemerdekaan bangsa Indonesia," ungkapnya.

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya