Kemenkes Sebut Pasien Rawat Inap Akibat COVID-19 di Luar Pulau Jawa-Bali Meningkat

Pasien COVID-19 yang menjalani rawat inap di luar Pulau Jawa dan Bali meningkat dalam sepekan terakhir.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 05 Agu 2021, 07:32 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2021, 07:32 WIB
Jumlah Pasien Covid-19 di RSDC Rusun Pasar Rumput Menurun
Tenaga kesehatan mengantarkan salah seorang pasien untuk menjalani perawatan di RSDC Pasar Rumput, Jakarta, Senin (2/8/2021). Sebanyak 466 pasien masih menjalani rawat inap di Rusun Pasar Rumput, angka ini menurun dari hari sebelumnya yakni 494 orang. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Pasien COVID-19 yang menjalani rawat inap di luar Pulau Jawa dan Bali meningkat dalam sepekan terakhir. 

"Trend rawat inap 100.000 per minggu yang kita lihat terjadi peningkatan terutama terjadi di luar Jawa dan Bali," kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Rabu (4/8/2021), seperti dikutip dari Antara.

Namun, secara nasional penggunaan tempat tidur di rumah sakit untuk ruang isolasi dan ICU pasien COVID-19 turun signifikan.

Sejumlah provinsi yang masih memiliki keterisian tempat tidur isolasi lebih dari 80 persen yaitu Sumatera Barat, Bangka Belitung, Yogyakarta, Bali, Kalimantan Timur dan Gorontalo.

Sedangkan penggunaan tempat perawatan ICU yang lebih dari 80 persen berada di Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten dan Kalimantan Timur.

Pemerintah, kata Nadia juga terus memantau pergerakan penduduk menggunakan data Google Mobility untuk mengetahui potensi dampaknya dalam penambahan kasus COVID-19.

Menurut Nadia, sudah mulai nampak adanya tanda-tanda peningkatan pergerakan penduduk di sejumlah provinsi yang berpotensi meningkatkan penyebaran COVID-19. Berdasarkan pantauannya, kenaikan pergerakan pada sektor ritel dan transit seperti restoran, kafe, dan pusat perbelanjaan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Berpotensi Terjadi Penularan

Menurut Nadia, peningkatan pergerakan ini akan berpotensi terjadi interaksi antarmasyarakat dan mempengaruhi potensi penularan.

"Oleh karena itu kami imbau kepada para pelaku usaha yang sudah mulai beroperasi untuk memastikan tamu atau pengunjung untuk selalu menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan aturan PPKM level 3 dan level 4," katanya.

Selain itu, kata Nadia, upaya vaksinasi juga harus dipercepat sesuai dengan target yang telah ditetapkan dengan memprioritaskan populasi berisiko tinggi dan populasi rentan.

"Sangatlah penting upaya untuk memutuskan rantai penularan sejak dari hulu agar sistem kesehatan tidak terbebani nantinya dan mampu menekan angka kematian," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya