Jakarta Klaim Banjir dan Genangan Surut Kurang dari 6 Jam

Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Yusmada Faizal menyatakan banjir yang terjadi di Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan dapat ditangani dalam waktu dua jam.

oleh Ika Defianti diperbarui 15 Nov 2021, 09:50 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2021, 09:44 WIB
Ilustrasi banjir di Jakarta
Ilustrasi banjir di Jakarta. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Sabdo Kurnianto mengklaim, penanganan banjir dan genangan karena curah hujan yang tinggi pada Sabtu, 13 November 2021 surut kurang dari enam jam.

Banjir ataupun genangan sempat terjadi di sejumlah titik di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.

"Genangan dan banjir yang terjadi kemarin dapat surut dalam waktu kurang dari 6 jam. Tepatnya, pukul 23.59 WIB, air telah surut pada seluruh titik yang sebelumnya terdampak," kata Sabdo dalam keterangan tertulis, Senin (15/11/2021).

Dia menjelaskan, sebagian besar wilayah yang terdampak genangan dan banjir di Jakarta Timur dapat surut dalam waktu sekitar 2 jam, dengan ketinggian 40-60 sentimeter. Yakni terjadi di Kelurahan Cipinang Melayu, Kelurahan Makasar, dan Kelurahan Kebon Pala.

Sedangkan banjir di Kelurahan Cililitan, Kelurahan Tengah, dan Kelurahan Rambutan, air dapat surut dalam waktu sekitar 3-4 jam.

"Personel gabungan Pemprov DKI yang dilengkapi dengan peralatan langsung bergerak cepat dalam menangani genangan. Melihat curah hujan yang tinggi, seluruh jajaran Pemprov DKI akan terus bersiaga untuk meminimalisir dampak genangan/banjir," paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Yusmada Faizal menyatakan banjir yang terjadi di Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan dapat ditangani dalam waktu dua jam. Banjir tersebut akibat luapan Kali Kemang.

"Sebagai tindak lanjut, kami juga terus memantau perkembangan genangan/banjir dan tinggi muka air di pintu-pintu air. Meski tinggi muka air bervariasi kemarin, tetapi dari pantauan kami tidak ada yang sampai berstatus awas atau siaga 1," jelas dia.

Jakarta Siaga Antisipasi Banjir

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memimpin apel siaga banjir
Gubernur Anies Baswedan memimpin apel siaga banjir bersama jajaran TNI, Polri, dan Pemprov DKI Jakarta. (Dok Humas Polda Metro Jaya)

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan pihaknya terus melakukan siaga untuk mengantisipasi tiga penyebab banjir di Ibu Kota. Yakni menyiapkan sejumlah persiapan dan langkah antisipasi.

"Siaga bukan soal upacara, siaga bukan soal menyiapkan alat-alat. Siaga adalah soal antisipasi untuk menyelamatkan dan itu artinya lokasinya langkahnya pikirkan dari awal, tiga front ini disiapkan pesisir pantai ditengah kota dan kawasan kanan kiri sungai karena kita akan berhadapan dengan tiga front secara bersamaan," kata Anies di Taman Waduk Pluit, Jakarta Utara, Minggu (14/11/2021).

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyatakan dalam hal kesiagaan terus dilakukan evaluasi yang telah terjadi di periode sebelumnya. Lalu kata Anies, siaga bukanlah bentuk menunggu peristiwa yang belum terjadi.

"Siaga itu bukan menunggu, siaga itu mereview atas apa yang kemarin pernah dikerjakan, apa yang berhasil, apa yang kurang berhasil,maka siapkan sekarang," ucapnya.

3 Tantangan

Sementara itu, Anies menyatakan terdapat tiga tantangan yang dihadapi Pemprov DKI saat musim hujan. Hal pertama yakni untuk kawasan pesisir utara.

Kawasan utara Jakarta yang permukaan air lautnya lebih tinggi dan berpotensi menghadapi banjir rob.

"Mana front (penyebab) pertama kita sekarang berada di pesisir front pertama adalah pesisir pantai ketika permukaan air laut meningkat maka ada kawasan kawasan di Jakarta yang berpotensi mengalami rob ini front pertama yg harus diantisipasi," papar Anies.

Lalu yang kedua yaitu saat hujan ektrem terjadi di dalam kota Jakarta. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan kapasitas drainase jalanan utama di Jakarta mampu menampung air hujan dengan intensitas 100 milimeter (mm) per hari.

Sedangkan untuk perumahan, komplek, dan perkampungan hanya dapat menampung 50 mm per hari.

"Artinya bila dalam satu hari hujan terjadi di atas 100 mm maka akan terjadi genangan karena kapasitas daya tampungnya satu hari 100 mm per hari. Awal tahun ini kita mengalami 270 mm tahun 2020 bulan Januari 377 mm jadi kita pernah mengalami lebih dari dua kali kapasitas bahkan pernah hampir empat kali kapasitas," kata Anies.

Kemudian tantangan ketiga yaitu saat hujan terjadi di wilayah selatan Jakarta atau di kawasan pegunungan. Anies menyatakan saat hujan maka air pegunungan akan mengalir ke kawasan pesisir atau ke Jakarta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya