PVMBG: Gunung Semeru Masih Berpotensi Erupsi Susulan

Aktivitas Gunung Semeru dipantau selama 24 jam dan selalu dilaporkan setiap enam jam sekali.

oleh Ika Defianti diperbarui 05 Des 2021, 17:03 WIB
Diterbitkan 05 Des 2021, 17:03 WIB
Ketebalan Abu Erupsi Gunung Semeru Tutupi Pemukiman
Sebuah desa tertutup abu letusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, korban meninggal akibat Gunung Semeru meletus mencapai 13 orang. Sementara 41 orang yang mengalami luka-luka. (AP Photo/Trisnadi)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani menyatakan masih adanya potensi adanya guguran lava susulan di Gunung Semeru pasca erupsi 4 Desember 2021.

Namun, Andiani tidak dapat memastikan kapan kemungkinan itu terjadi. Dia meminta agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati.

"Potensi masih ada erupsi susulan awan panas, guguran. Berapa besar dan jauh kita sulit (untuk menjelaskan), potensi juga masih ada," kata dia dalam konferensi pers, Minggu (5/12/2021).

Dia menyatakan telah terjadi beberapa kali guguran lava di Gunung Semeru pasca erupsi pada 4 Desember 2021. Kendati begitu, Andiani menegaskan intensitas dan jarak luncurnya berkurang dibandingkan sebelumnya.

"Guguran awan panas masih terjadi pada hari ini pukul 05.13 WIB dan 10.00 WIB tadi pagi dengan intensitas dan jarak luncur berkurang daripada kejadian yang kemarin," ucapnya.

Andiani menjelaskan sebenarnya kejadian tersebut telah terjadi sejak 1 Desember 2021. Yakni dengan jarak luncur 1700 meter dari puncak, atau 700 meter dari ujung aliran lava, dengan arah luncuran ke tenggara.

Setelah kejadian awan panas guguran terjadi guguran lava dengan jarak dan arah luncur tidak teramati. Kemudian pada 4 Desember 2021 mulai pukul 13.30 WIB terekam getaran banjir.

Selanjutnya pada pukul 14.50 WIB teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 4 km dari puncak atau 2 kilometer dari ujung aliran lava ke arah tenggara atau ke Besuk Kobokan.

Andiani juga menyatakan pemantauan aktivitas Gunung Semeru selalu dilakukan selama 24 jam dan selalu dilaporkan setiap enam jam sekali.

"Teman pengamat gunung api memiliki WA group dengan teman di daerah, stekholder. Sejak 1 Desember telah diinformasikan (kondisi Gunung Semeru) dan sudah diimbau untuk berhati-hati," jelas dia.

 

Hambatan Evakuasi Korban

Sebelumnya, Proses evakuasi warga yang terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami hambatan.

Hal itu disampaikan Kepala BNPB Mayjen TNI Suharyanto yang menerangkan, Jembatan Gladak Perak yang desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro Lumajang terputus. Imbasnya, akses Lumajang-Malang terputus.

"Lalu lintas Lumajang-Malang ini tidak bisa dilewati baik roda dua maupun roda empat," kata dia saat konferensi pers, Sabtu (4/12/2021).

Suharyanto menerangkan, kondisi ini membuat proses evakuasi pengungsi hanya bisa dilakukan ke arah Kabupaten Malang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya