Jelang Perayaan Imlek 2022, Permintaan Akan Lilin Meningkat

Jelang perayaan Tahun Baru Imlek pada 1 Februari 2022, para pengrajin lilin kebanjiran orderan.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 31 Jan 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2022, 11:00 WIB
Jelang perayaan Tahun Baru Imlek pada 1 Februari 2022
Jelang perayaan Tahun Baru Imlek pada 1 Februari 2022, Pengrajin di Kota Tangerang kebanjiran orderan. (Foto: Pramita Tristiawati/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta Jelang perayaan Tahun Baru Imlek pada 1 Februari 2022, para pengrajin lilin kebanjiran orderan. Salah satunya dirasakan oleh para pengrajin di jalan Imam Bonjol nomor 41, Kelurahan Karawaci, Kota Tangerang.

Antonius, sebagai pemilik tempat pembuatan lilin tersebut mengatakan, harus menambah jam kerja pegawainya demi memenuhi permintaan lilin yang biasanya digunakan sebagai salah satu perlengkapan ibadah saat Imlek.

"Tapi secara kesibukan tetap sama, harus menambah jam kerja, hingga saya ikut turun tangan proses produksi. Karena orderan digunakan konsumen pada momen yang bersamaan. Sehingga semua harus kita kelarkan secepat mungkin," kata dia, Senin (31/1/2022).

Usaha yang telah dilakoninya sejak tahun 90-an ini dapat memproduksi lilin dengan berbagai ukuran, dan dengan harga di rentang Rp 14 ribu sampai Rp 20 juta.

"Berbagai ukuran punya peminatnya, dan cukup hampir rata, mulai dari perorangan, kelompok hingga kelenteng dari berbagai daerah di Jabodetabek," ungkap Antonius.

Bahkan, ada dari konsumen meminta ditambahkan baik itu nama atau kata-kata keberuntungan untuk keluarga dan bisnis yang dicetak dengan warna emas.

Antonius menjelaskan, setiap lilin yang dia buat memiliki nyawa atau aura positif. Sehingga, segala proses pembuatan dilakukan dengan suasana hati yang tenang, senang dan penuh keberkahan untuk setiap orang yang nanti akan menikmati keindahan lilin buatannya.

"Jadi, terlihat mahal, elegan dan indah untuk dipajang," kata dia.

 

Imbauan Pemerintah

Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan umat Konghucu untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan saat merayakan Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili. Dia menilai pandemi Covid-19 masih membahayakan karena melonjaknya kasus varian Omicron.

"Pandemi hingga hari ini belum berhenti. Apalagi dengan terus melonjaknya kasus penularan lokal varian Omicron saat ini sudah seharusnya menjadikan kita makin berhati-hati. Mari kita rayakan Imlek tahun ini dengan kesederhanaan dan jalankan prokes tanpa mereduksi maknanya," kata Yaqut dikutip dari siaran pernya, Sabtu (29/1/2022).

Sebagai panduan prokes pada perayaan Imlek, Yaqut telah meneken Surat Edaran No SE 02 Tahun 2022 pada tanggal 25 Januari 2022. Dia meminta agar SE itu benar-benar dijalankan karena bertujuan memberikan rasa aman kepada umat Khonghucu dan masyarakat luas.

"Mari saling mengingatkan akan pentingnya menjaga prokes ini di berbagai kondisi termasuk saat merayakan Imlek," ujarnya.

Yaqut menekankan protokol kesehatan secara ketat harus dilakukan dalam setiap penyelenggaraan Imlek. Mulai dari, Persembahyangan Er Shi Sheng An (Hari Persaudaraan), Persembahyangan Chu Xi (Akhir Tahun), Persembahyangan Hari Raya Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili, Persembahyangan Jing Tian Gong (kepada Tian/Tuhan), maupun Persembahyangan Shang Yuan/Yuanxiao/Cap Go Meh.

Berdasarkan SE No SE 02 Tahun 2022, pelaksanaan Hari Raya Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili pada prinsipnya dapat dilaksanakan di semua kelenteng/miao/litang/xuetang. Namun, harus digelar terbatas dengan kapasitas maksimal 10 persen dari tempat perayaan.

Kemudian umat tidak dianjurkan untuk keluar kota dan/atau mudik. Kementerian Agama juga meminta agar Imlek di tengah suasana pandemi Covid-19 saat ini dirayakan dengan sederhana dan terbatas serta menghindari keramaian dan kebiasaan kumpul keluarga (kerabat) dalam jumlah besar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya