Metro Sepekan: Jawaban Presiden ACT Soal Gaji Ratusan Juta Rupiah Petingginya

Belakangan ini, organisasi nirlaba profesional yang memfokuskan kerja-kerja kemanusiaan pada penanggulangan bencana Aksi Cepat Tanggap (ACT) menjadi sorotan publik.

oleh Devira PrastiwiPramita TristiawatiLiputan6.com diperbarui 11 Jul 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2022, 08:00 WIB
Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ibnu Khajar
Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ibnu Khajar saat menggelar konferensi pers. (Foto: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com).

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini, organisasi nirlaba profesional yang memfokuskan kerja-kerja kemanusiaan pada penanggulangan bencana Aksi Cepat Tanggap (ACT) menjadi sorotan publik.

Hal tersebut lantaran tagar #JanganPercayaACT menggaung di sosial media Twitter sejak Senin dini hari 4 Juli 2022 usai majalah Tempo edisi Sabtu 2 Juli 2022 mengambil tema Kantong Bocor Dana Umat, Lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap limbung karena pelbagai penyelewengan.

Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ibnu Khajar pun angkat bicara dan mengungkapkan sejumlah hal. Salah satunya ia membenarkan kabar soal pendapatan gaji sempat menyentuh angka Rp 250 juta. Meski demikian, dia mengklaim itu berlaku saat Januari 2021 dan tak berlaku tetap.

Menurut Ibnu, pada Desember 2021 ACT pun memutuskan mengurangi gaji akibat kondisi keuangan yang tidak stabil.

Kemudian, kabar duka datang dari musisi senior Indonesia Bob Tutupoli yang meninggal dunia pukul 00.03 WIB pada Selasa 5 Juli 2022 di RS Mayapada, Jakarta Selatan.

Kabar duka tersebut pertama kali disampaikan pengamat musik Stanley Tulung. Dalam pesan singkat yang diterima redaksi Liputan6.com, Stanley menuliskan, "Selamat jalan Oom Bob Tutupoly,", lengkap dengan emoji sedih.

Sementara itu diungkapkan anak Bob Tutupoli, Sasha Karina Tutupoly, sang ayahanda memang menderita beberapa penyakit sebelum akhirnya meninggal dunia.

Berita lain yang populer dalam sepekan terakhir yakni pada Rabu 6 Juli 2022, sepanjang ruas Jalan Gatot Subroto, Cimone, Karawaci, Kota Tangerang, Banten mendadak tertutup kabut asap putih.

Akibatnya, jarak pandang pengendara tertutup. Kondisi tersebut memicu kemacetan karena tidak ada yang berani bergerak.

Kabut asap putih yang menutup jalan tersebut disebabkan kebocoran gas karbon dioksida atau gas CO2 dari salah satu perusahaan di sekitar lokasi kejadian.

Berikut deretan berita metro yang paling banyak dicari pembaca Liputan6.com dalam sepekan terakhir:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

1. Presiden ACT Benarkan Gaji Pimpinan Sempat Sentuh Rp 250 Juta

Presiden ACT Ibnu Khajar (kiri) saat memberikan paket sembako dalam Operasi Pangan Murah di Masjid Assuada, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Jumat (15/10/2021).
Presiden ACT Ibnu Khajar (kiri) saat memberikan paket sembako dalam Operasi Pangan Murah di Masjid Assuada, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Jumat (15/10/2021). (dok: ACTNews)

Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ibnu Khajar membenarkan kabar soal pendapatan gaji sempat menyentuh angka Rp 250 juta.

Meski demikian, dia mengklaim itu berlaku saat Januari 2021 dan tak berlaku tetap.

"Jadi kalau pertanyaannya apa sempat diberlakukan? Kami sempat memberlakukan di Januari 2021, tapi tidak berlaku permanen," kata dia saat jumpa pers di kantornya di kawasan Jakarta Selatan, Senin 4 Juli 2022.

Menurut Ibnu, pada Desember 2021 ACT pun memutuskan mengurangi gaji akibat kondisi keuangan yang tidak stabil.

"Sampai teman-teman mendengar di bulan Desember 2021, sempat ada kondisi filantropi menurun signifikan sehingga kami meminta kepada karyawan mengurangi gajinya mereka," ungkap dia.

Karena posisi yang tidak stabil tersebut, lanjut Ibnu, pihaknya memotong gaji dari setiap karyawan untuk mengurangi beban biaya operasional yang ada.

"Kami memilih dua hal apakah kami mengurangi karyawan waktu itu atau apakah kami mengurangi beberapa alokasi karyawan? Beberapa karyawan memilih kami sharing aja supaya, kami mengurangi menanggung sehingga beberapa dikurangi (gaji) secara kolektif," ujarnya.

 

Selengkapnya...

2. Empat Fakta Terkait Kabar Duka Bob Tutupoli 'Widuri' Meninggal Dunia

Pemakaman Bob Tutupoly
Foto musisi legendaris Bob Tutupoly diletakkan di atas pusarannya saat prosesi pemakaman di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta, Kamis (7/7/2022) (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Bob Tutupoli, salah satu musisi legendaris Tanah Air meninggal dunia pukul 00.03 WIB pada Selasa 5 Juli 2022 di RS Mayapada, Jakarta Selatan.

Kabar duka tersebut pertama kali disampaikan pengamat musik Stanley Tulung. Dalam pesan singkat yang diterima redaksi Liputan6.com, Stanley menuliskan, "Selamat jalan Oom Bob Tutupoly,", lengkap dengan emoji sedih.

Kemudian Stanley menceritakan momen terakhir menjelang wafatnya pelantun “Widuri” tersebut.

"Semalam itu Oom Bob mau ditransfusi darah karena HB turun tapi sekitar jam 23.00 udah tidak respon dan dinyatakan meninggal jam 00.03 itu," ujar Stanley.

Stanley kemudian juga mengabarkan bahwa jenazah mendiang disemayamkan di Rumah Duka RS Siloam Semanggi.

Sementara itu diungkapkan anak Bob Tutupoli, Sasha Karina Tutupoly, sang ayahanda memang menderita beberapa penyakit sebelum akhirnya meninggal dunia.

"Terakhir papa terkena stroke, tapi sebenarnya memang banyak penyakit, komplikasi. Sudah sejak Desember tahun lalu sudah bolak-balik rumah sakit," ujar Sasha dikutip dari YouTube Cumicumi, Selasa 5 Juli 2022.

 

Selengkapnya...

3. Asap Putih Gas CO2 Tutupi Jalan di Cimone Tangerang, Sempat Bikin Panik dan Macet

Kabut asap putih gas CO2 menyelimuti ruas jalan di sepanjang Jalan Gatot Subroto, Cimone, Kota Tangerang, Banten, Rabu (6/7/2022) pagi. Lalu lintas pun tersendat akibat insiden ini. (Istimewa)
Kabut asap putih gas CO2 menyelimuti ruas jalan di sepanjang Jalan Gatot Subroto, Cimone, Kota Tangerang, Banten, Rabu (6/7/2022) pagi (Istimewa)

Sepanjang ruas Jalan Gatot Subroto, Cimone, Karawaci, Kota Tangerang, Banten mendadak tertutup kabut asap putih, Rabu 6 Juli 2022.

Alhasil jarak pandang pengendara tertutup. Kondisi ini memicu kemacetan karena tidak ada yang berani bergerak.

Kabut asap putih yang menutup jalan tersebut disebabkan kebocoran gas karbon dioksida atau gas CO2 dari salah satu perusahaan di sekitar lokasi kejadian.

Kondisi ini sempat membuat para pengendara dan warga yang melintas di sekitar lokasi panik. Mereka tak berani melintasi jalan, karena selain menghalangi pandangan juga khawatir asapnya berbahaya jika terhirup.

"Tidak berani lewatnya, ada bocor seperti gas," kata Ridwan, pengendara sepeda motor.

Sementara itu, polisi memastikan bila gas tersebut tidak beracun. Kapolsek Karawaci, Kompol Hasoloan Situmorang memastikan, situasi lalu lintas jalan yang sempat tersendat akibat kebocoran gas cair tersebut kini telah kembali normal.

"Itu bukan gas oksigen, tapi CO2 yang diperuntukkan untuk bahan APAR (alat pemadam api ringan). Tapi tidak mudah terbakar," kata Kapolsek Karawaci Kompol Hasoloan Situmorang, dikonfirmasi Rabu 6 Juli 2022.

 

Selengkapnya...

Banner Infografis Pencabutan Izin Pengumpulan Uang dan Bantuan ACT. (Foto: Dok. ACT Palu)
Banner Infografis Pencabutan Izin Pengumpulan Uang dan Bantuan ACT. (Foto: Dok. ACT Palu)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya