Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya potensi hujan petir dibarengi angin kencang yang bakal terjadi di sebagian wilayah Ibu Kota, Rabu pagi, 26 Juli 2023. Hal ini diungkap BMKG lewat peringatan dini cuacanya.
"Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat di sebagian wilayah Jaksel dan Jaktim pada pagi hari," jelas BMKG.
Baca Juga
Memasuki siang hari, cuaca untuk wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat, serta Utara diprakirakan cerah berawan. Sementara, cuaca di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur berawan.
Advertisement
Untuk cuaca di keempat daerah penyangga Jakarta, diprakirakan seluruh wilayah, baik itu Tangerang, Bekasi, Bogor, dan Depok akan berawan. Cuaca berawan diprediksi berlangsung hingga malam.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
Kota | Pagi | Siang | Malam |
Jakarta Barat | Hujan Ringan | Cerah Berawan | Berawan |
Jakarta Pusat | Hujan Ringan | Cerah Berawan | Berawan |
Jakarta Selatan | Hujan Petir | Berawan | Berawan |
Jakarta Timur | Hujan Petir | Berawan | Berawan |
Jakarta Utara | Hujan Ringan | Cerah Berawan | Berawan |
Kepulauan Seribu | Hujan Ringan | Cerah Berawan | Berawan |
Bekasi | Berawan | Berawan | Berawan |
Depok | Berawan | Berawan | Berawan |
Bogor | Berawan | Berawan | Berawan |
Tangerang | Cerah | Cerah Berawan | Cerah Berawan |
BMKG Prediksi Puncak El Nino pada Agustus-September, Dampaknya Mulai Terasa
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) prediksi puncak terjadinya El Nino pada Agustus-September 2023. BMKG pun mengingatkan semua pihak terkait dampak yang ditimbulkan fenomena El Nino yang mulai terasa.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan, El Nino sesuai hasil prediksi sudah mulai terjadi di Indonesia sejak Juli. Akan tetapi, sesuai hasil prediksi juga, ia menuturkan, El Nino masih lemah pada awal Juli.
Dwikorita menuturkan, dalam hal ini dampak El Nino pada awal Juli masih kurang signifikan atau kurang terasa karena El Nino masih lemah. Demikian mengutip dari Antara, Kamis 20 Juli 2023.
Namun, beberapa hari lalu, sesuai hasil prediksi, indeks El Nino semakin menguat dari yang awalnya masih lemah mulai menjadi moderat.
Advertisement
Dampak El Nino
Dwikorita menuturkan, puncak terjadinya El Nino akan berlangsung pada Agustus-September. Hal itu akan berakibat pada musim kemarau yang lebih kering dari kemarau saat tidak terjadi El Nino seperti pada 2020, 2021, dan 2022.
Ia menuturkan, jika kondisinya semakin kering, dampak lanjutnya adalah lahan dan hutan menjadi mudah terbakar.
“Itu yang harus diantisipasi, dicegah, jangan mudah membuang puntung rokok atau menyulut di lahan atau di hutan,” tutur dia.
Dia mengatakan, El Nino juga berdampak ke petani karena air semakin kurang sehingga sektor pertanian akan terganggu.
Dengan demikian, BMKG sejak awal 2023 sudah melakukan persiapan, salah satunya dengan menggelar Sekolah Lapangan Iklim bagi petani agar dapat beradaptasi selama terjadinya El Nino dengan menyesuaikan pola tanam.
“Tentunya kami bekerja sama dengan dinas-dinas pertanian di berbagai daerah di Indonesia,” ujar dia.