Minimalisir Ketergantungan pada Beras, Kemendagri Ajak Masyarakat Diversifikasi Pangan

Kementerian Dalam Negeri mengajak masyarakat Indonesia untuk melakukan diversifikasi pangan.

oleh Fachri pada 06 Okt 2023, 15:25 WIB
Diperbarui 06 Okt 2023, 15:24 WIB
Kemendagri.
Pelaksana Harian (Plh.) Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri, Yudia Ramli. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Fenomena El Nino yang sedang terjadi di Indonesia menimbulkan penurunan produksi hingga terjadinya kelangkaan beras di dalam negeri. Kemarau panjang yang terjadi itu pun menimbulkan gejolak harga beras di pasaran.

Untuk itu, Kementerian Dalam Negeri mengajak masyarakat Indonesia untuk melakukan diversifikasi pangan. Hal tersebut penting dilakukan guna meminimalisir ketergantungan masyarakat terhadap komoditas beras dan juga menstabilkan harga beras.

Pelaksana Harian (Plh.) Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri, Yudia Ramli menyebut bahwa selain beras, Indonesia masih memiliki banyak komoditas pangan lainnya yang dapat menjadi sumber karbohidrat yang menyehatkan.

“Beberapa minggu terakhir, bapak Menteri Dalam Negeri juga mengonsumsi jagung dan ubi jalar. Jadi memang diversifikasi pangan ini penting agar kita tidak bergantung dengan pangan tertentu saja,” sebutnya dalam siaran pers yang diterima, Jumat (6/10/2023).

Yudia juga menilai bahwa potensi pangan di Indonesia sangat besar. Ia menjelaskan, terdapat beragam bahan pangan lainnya yang bisa dimanfaatkan masyarakat, seperti sagu, keladi, kentang, dan sukun.

“Kita memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa, salah satunya aneka pangan yang bisa menjadi salah satu sumber karbohidrat yang menyehatkan,” ujarnya.

 

Kendalikan Pasokan Beras

Bulog Gelontorkan 30 Ribu Ton Beras di Pasar Induk Cipinang
Pekerja memindahkan beras ketika bongkar muat beras bulog di gudang PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur, Jumat (3/2/2023). Untuk menstabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Perum BULOG akan menyaluran beras SPHP di Pasar Induk Beras Cipinang dari 13 ribu menjadi 30 ribu ton,dengan harga paling tinggi sebesar Rp. 8.900. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Yudia mengungkapkan bahwa pemerintah terus berupaya mendorong terkendalinya pasokan beras dalam negeri. Ia mengatakan, upaya tersebut dilakukan melalui berbagai strategi, seperti menggelar gerakan pangan murah atau operasi pasar murah.

"Selain itu, pemerintah juga terus berupaya memastikan stok beras terpenuhi dengan melakukan impor maupun menyerap hasil panen dalam negeri," ungkapnya.

Yudia juga membeberkan bahwa Kemendagri secara rutin menggelar Rakor Pengendalian Inflasi bersama kementerian/lembaga terkait, termasuk pemerintah daerah sejak tanggal 23 Agustus 2022 sebagai tindaklanjut Rakornas Pengendalian Inflasi tanggal 18 Agustus 2022 yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo.

"Forum tersebut untuk membahas kondisi inflasi terkini sekaligus komoditas yang menjadi penyebab inflasi. Melalui forum tersebut berbagai permasalahan dibahas dan dicarikan solusi terbaiknya dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan," bebernya.

“Termasuk persoalan harga beras juga tidak luput dibahas dan dicarikan solusi terbaiknya dengan memperkuat sinergisitas antara pemerintah pusat dan daerah,” imbuh Yudia.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya