Jadi Relawan Sejak Jokowi Wali Kota Solo, Stefanus Gusma Mundur dari Parpol

Ketua Umum Pemuda Katolik (PK) Stefanus Gusma pamit mundur dari PDI Perjuangan. Gusma sapaan akrab Stefanus Gusma sendiri bergabung dengan PDIP sejak 2012, dan saat itu dia diajak lalu dimentori langsung oleh Maruarar Sirait.

oleh Tim News diperbarui 27 Jan 2024, 15:46 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2024, 09:10 WIB
Ketua Umum Pemuda Katolik (PK) Stefanus Gusma (Istimewa)
Ketua Umum Pemuda Katolik (PK) Stefanus Gusma (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pemuda Katolik (PK) Stefanus Gusma pamit mundur dari PDI Perjuangan. Gusma sapaan akrab Stefanus Gusma sendiri bergabung dengan PDIP sejak 2012, dan saat itu dia diajak lalu dimentori langsung oleh Maruarar Sirait.

“Iya, saya sudah pamit. Saya sudah sampaikan permohonan maaf, ucapan terima kasih dan sudah pamit dengan senior-senior saya di partai. Sempat mengirim text WA, dan saya juga membuat surat pengunduran diri sebagai pengurus Badiklatpus.” kata Gusma, yang pernah menjabat Ketua Presidium Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) 2009–2011 dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/1/2024).

Lalu langkah politik selanjutnya, Gusma terlihat terus mendampingi Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 2 Gibran Rakabuming Raka kampanye di beberapa daerah mulai dari kunjungan kampanye ke berbagai tempat, seperti kunjungan ke Nusa Tenggara Timur (NTT) akhir tahun 2023.

Lalu, aktif mendampingi komunitas relawan memenangkan pasangan calon presiden Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka yakni komunitas Solidaritas Anak Muda untuk Keberagaman dan Toleransi Indonesia (Sakti).

Terbukti saat acara kick off gerakan door to door 2 juta rumah SAKTI yang dihadiri Cawapres Gibran dinilai sebagai langkah menggaet suara untuk memenangkan paslon nomor urut 2 di Kota Solo, Kamis (11/1/2024).

Gusma juga menjelaskan alasan pengunduruan dirinya berkaitan dengan perbedaan pandangan dengan Partai ihwal Pilpres 2024.

"Pertimbangan saya pamit karena telah berbeda dengan partai soal Pilpres 2024. Saya rasa logis dan etisnya demikian. Dulu saat masih aktivis mahasiswa di Solo saya sudah jadi relawannya Pak Jokowi saat maju walikota, lalu ikut berjuang saat beliau maju Gubernur DKI, dan saat maju Pilpres dua kali. Saya juga koordinator door to door-nya Mas Gibran saat maju walikota Solo," jelas Gusma.

Kemunduran dari PDIP juga berdasar dari dalam dirinya sendiri tanpa ada tekanan pihak lain di internal maupun eksternal partai.

“Saya berkeyakinan dan mengikuti kata hati saya soal sikap politik ini (pengunduran-red). Pak Jokowi sosok pemimpin yang dicintai rakyatnya. Approval ratingnya sangat tinggi. Pilihan politik saya saat ini senafas dengan mayoritas rakyat yang puas terhadap pemerintahan Jokowi. Nah, saya rasa mungkin itu kesamaan dengan mentor saya Bang Ara dalam konteks ini," ujar Gusma.


Tidak Bawa Pemuda Katolik ke Politik Praktis

Terkait organisasi Pemuda Katolik yang dipimpinnya, Gusma menjelaskan, Pemuda Katolik punya ketetapan nasional dan rekomendasi terkait Pemilu 2024. Antara lain, mendukung kader sebagai penyelenggara/pengawas Pemilu, dan mendukung para kader yang sedang maju sebagai caleg di berbagai partai politik.

Selain itu, Gusma juga menegaskan tidak mungkin membawa Pemuda Katolik untuk kepentingan praktis dukung mendukung.

“Saat ini kami punya 76 kader yang bertugas sebagai KPUD/Bawaslu, Pengurus dan kader ada di berbagai parpol dan di semua kubu Pilpres, maka semua harus terorkestrasi, solid dan kompak. Setelah Pemilu usai, kita harus tetap berkarya untuk organisasi. Harus berperan dan tidak boleh baperan,” tegas Gusma.

Infografis Deklarasi Kampanye Pemilu Damai 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Deklarasi Kampanye Pemilu Damai 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya