Liputan6.com, Jakarta Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy atau yang biasa disapa Rommy menegaskan, partainya belum menentukan sikap terkait langkah politik yang akan diambil pasca pilpres 2024.
Dia mengatakam, pernyataan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP, Sandiaga Salahuddin Uno soal partai berlambang Ka'bah terbuka bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran bukanlah sikap partai.
Baca Juga
"Bukan selalu berarti sinyal PPP mau bergabung pemerintahan baru. Tapi sebagaimana disampaikan Pak Sandi, itu adalah diantara aspirasi pribadi yang berkembang dan belum ada keputusan apa-apa di tingkat partai," kata Rommy, saat dikonfirmasi, Kamis (29/2/2024).
Advertisement
Bahkan, kata Rommy, muncul berbagai aspirasi di berbagai daerah agar PPP menjadi oposisi di pemerintahan selanjutnya. Hal itu, sebagai wujud solidnya PPP dalam koalisi pengusung Ganjar-Mahfud.
"Karena dorongan untuk PPP mempertahankan sikap oposisi juga masih ada, bahkan dr daerah. Mengingat PPP sudah pernah berpengalaman sebagai oposisi lebih dari separo 51 tahun usia PPP," ungkapnya.
Kendati demikian, Rommy menegaskan, bahwa hingga kini PPP tengah fokus mengawal penghitungan suara sampai Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil Pemilu 2024 secara resmi pada 20 Maret mendatang.
Fokus Kawal Suara
"Karenanya, saat ini PPP konsentrasi pada pengawalan perhitungan suara mulai dari pleno-pleno penghitungan suara berjenjang yang beberapa masih berlangsung di tingkat kecamatan sampai tuntas di tingkat nasional 20 Maret nanti," imbuh dia.
Sebelumnya, PPP disebut tidak menutup kemungkinan untuk bergabung dalam koalisi pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih 2024-2029. Mereka akan sangat terhormat bila memang ada ajakan bergabung kembali ke kabinet.
Sandiaga menegaskan, posisi partainya saat ini merupakan pendukung pemerintah. Tentu ke depan tidak tertutup kemungkinan posisi PPP tetap berlanjut di dalam pemerintahan.
Reporter: Alma Fikhasari
Sumber: Merdeka.com
Advertisement