Anggota Pansus Angket Haji DPR Duga Kemenag Hambat Klarifikasi, Ini Alasannya

Sejumlah pejabat Kemenag tidak menghadiri pemanggilan Pansus Angket Haji DPR pada rapat lanjutan Selasa kemarin. Politikus PKB Marwan Jafar menilai, Kemenag menghalangi kinerja pansus haji.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 04 Sep 2024, 07:34 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2024, 07:26 WIB
Rapat Kerja Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan jajarannya dengan Komisi VIII DPR RI di Senayan, Jakarta soal biaya haji 2024. (Foto: Liputan6.com/Kemenag)
Rapat Kerja Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan jajarannya dengan Komisi VIII DPR RI di Senayan, Jakarta soal biaya haji 2024. (Foto: Liputan6.com/Kemenag)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Pansus Angket Haji DPR RI, Marwan Jafar menduga ada upaya Kementerian Agama (Kemenag) telah menghambat klarifikasi yang tengah dilakukan pihaknya terkait dugaan penyelewengan alokasi kuota tambahan.

Alasannya, sejumlah pihak yang diundang Pansus Angket Haji DPR dalam rapat lanjutan pada Selasa (3/9/2024)  kemarin tidak hadir. Mereka adalah Direktur Pelayanan Haji dalam Negeri, Direktur Bina Umroh dan Haji Khusus, dan kepala Subdirektorat Data dan SIHDU Kemenag.

"Kami sudah mengundang mereka, tapi semua tidak hadir, alasannya pergi ke Arab Saudi. Ini menunjukkan bahwa Kemenag menghalang-halangi proses kerja Pansus Angket Haji,” ujar Marwan kepada awak media di sela jeda Rapat Pansus Haji DPR RI seperti dikutip Rabu (4/9/2024).

Soal alasan pergi ke Saudi dalam rangka kunjungan kerja, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menilai hal tersebut mengada-ada. Sebab dia meyakini tidak ada urgensi pergi ke Saudi untuk saat ini.

“Alasannya mengada-ada, pergi ke Arab Saudi padahal tidak ada agenda mendesak di sana dan juga tidak musim haji. Jadi patut dicurigai hal ini sebagai akal-akalan Kemenag untuk menghambat Pansus Angket haji," yakin dia.

Marwan menegaskan, seharusnya undangan Pansus Angket Haji DPR RI diprioritaskan oleh Kemenag agar sengkarut penyelenggaraan Haji 2024 dapat segera diselesaikan.

“Padahal keahadiran Tim Verifikator ini sangat penting karena akan mengkonfrontasi keterangan yang disampaikan oleh saksi sebelumnya, para pihak agent travel, dan lain-lain," tegas Marwan Jafar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Duga Ada Permainan Kuota Haji Plus

Jemaah haji khusus mulai meninggalkan hotel bintang 5 di kawasan Masjid Nabawi, Madinah. Mereka akan didorong ke Makkah untuk melaksanakan ibadah umrah dan haji. (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)
Jemaah haji khusus mulai meninggalkan hotel bintang 5 di kawasan Masjid Nabawi, Madinah. Mereka akan didorong ke Makkah untuk melaksanakan ibadah umrah dan haji. (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)

Sebab Marwan menduga ada ‘permainan’ pengelolaan kuota haji dilakukan Kemenag dengan pihak agen travel. Hal itu diketahui dari banyaknya jamaah yang baru mendaftar menjelang pelaksanaan haji tanpa harus menunggu lama tapi bisa langsung diberangkatkan ke Tanah Suci.

Marwan menduga, adanya ‘permainan’ terjadi pada masa pelunasan yang waktunya hanya tiga hari. Kronologinya, pihak travel haji mendapatkan surat edaran dari Kemenag untuk mengisi kuota. Kemudian ada edaran untuk pengisian kuota baru yang di dalamnya sudah ada nama jamaah dan identitas lainnya.

Namun saat diverifikasi ke pihak terkait, alasan Kemenag dan travel adalah untuk memenuhi kuota sehingga calon jamaah yang baru mendaftar namun siap melakukan pelunasan, bisa diberangkatkan duluan.

 


Tak Terima Alasan Kemenag dan Travel

Ketua Tim Pengawas Pelaksanaan Ibadah Haji, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, dalam konferensi pers yang digelar untuk menjelaskan permasalahan kuota haji tahun 2024 di Ruang Sidang Komisi VIII DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (1/7/2024).
Ketua Tim Pengawas Pelaksanaan Ibadah Haji, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, dalam konferensi pers yang digelar untuk menjelaskan permasalahan kuota haji tahun 2024 di Ruang Sidang Komisi VIII DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (1/7/2024). (Merdeka.com/Alma Fikhasari)

"Padahal informasi adanya kuota itu kan sudah diketahui jauh-jauh hari, kenapa calon jamaah hanya diberi waktu tiga hari pelunasan? sehingga ada banyak calon jamaah yang tidak siap, kemudian kuotanya 'diperjualbelikan' kepada mereka yang siap," heran dia.

Marwan mengatakan, alasan tersebut tidak fair. Seharusnya, pihak Kemenag memberikan waktu yang cukup untuk melakukan pelunasan. 

“Bukan hanya tiga hari, kan nggak semua jamaah itu punya kesiapan materi untuk pelunasaan saat itu juga. Kenapa nggak diberikan waktu yang cukup? Ini menurut saya kecurangan yang terjadi antara Kemenag dan pihak agen travel haji," dia menutup.

    

Infografis Cara Dapatkan Asuransi Jiwa dan Kecelakaan Jemaah Haji Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Cara Dapatkan Asuransi Jiwa dan Kecelakaan Jemaah Haji Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya