Dinkes Jakarta Akan Fokuskan Penanganan Stunting pada 2025

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta akan memfokuskan upaya percepatan penurunan angka stunting pada tahun 2025.

oleh Tim News diperbarui 25 Okt 2024, 05:44 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2024, 05:44 WIB
Dinkes DKI
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati. (Liputan6.com/Winda Nelfira)

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta akan memfokuskan upaya percepatan penurunan angka stunting pada tahun 2025.

"Prinsipnya adalah meliputi siklus hidup, mulai dari ibu hamil, melahirkan, balita, remaja putri, dewasa produktif, hingga lansia, di mana semua memiliki program kesehatan yang terintegrasi," ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, di Jakarta, Kamis (24/10/2024).

Dinkes DKI Jakarta mengalokasikan anggaran untuk berbagai program penanganan gizi, termasuk pemberian pangan keperluan medis khusus (PKMK) sebesar Rp22 miliar untuk 4.527 kasus stunting. Selain itu, dialokasikan anggaran Rp10 miliar untuk pemberian makanan tambahan (PMT) bagi 29.220 kasus berat badan turun (weight faltering), Rp1,8 miliar untuk 3.629 kasus berat badan di bawah standar (underweight), Rp3,7 miliar untuk 3.156 kasus gizi kurang, serta Rp2,5 miliar untuk tatalaksana 1.006 balita gizi buruk.

Langkah ini juga sesuai dengan permintaan Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Muhammad Thamrin, yang menekankan pentingnya memprioritaskan program penanganan stunting pada tahun 2025.

Thamrin mengimbau Dinas Kesehatan untuk memaksimalkan anggaran sebesar Rp10,7 triliun guna menurunkan angka stunting di Jakarta sebagai bagian dari persiapan membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

"Saya mendorong agar dana tersebut dapat dialokasikan secara optimal untuk mengatasi masalah stunting. Masyarakat Jakarta tidak boleh lagi menghadapi masalah gizi buruk," ujar Thamrin. dikutip dari Antara.

 

Prioritaskan Gizi Seimbang

10 Potret Seleb Pakai Kebaya saat Dilantik Sebagai Anggota DPRD DKI Jakarta, Astrid Kuya, Tina Toon, hingga Bebizie
Fatimah Tania Nadira Alatas merupakan anggota DPRD DKI Jakarta terpilih dari dapil 5 yang meliputi Kec. Duren Sawit, Kec. Jatinegara, dan Kec. Kramat Jati. [Dok/KLY/Budy Santoso].

Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Fatimah Tania Nadira Alatas juga mengimbau Dinas Kesehatan memprioritaskan pemberian gizi seimbang kepada ibu hamil.

Menurut dia, perkembangan anak dipengaruhi sejak masih di dalam kandungan. Ibu hamil perlu diberikan asupan bergizi seperti, ikan, telur, daging, seafood, kacang, biji-bijian, susu, keju, yoghurt, serta aneka buah dan sayuran.

“Usia anak itu dalam kandungan ibu, saya yakin itu sangat terpengaruh dari gizi yang dimakan dalam kondisi hamil,” ucap Tania.

Menurut data dari Dinas Kesehatan Jakarta sepanjang Januari hingga Agustus 2024 terdapat 36.664 balita di Jakarta menghadapi masalah gizi.

 

Kasus Stunting

Dari data tersebut, 26,74 persen atau 10.340 anak mengalami stunting, 4,24 persen atau 1.638 anak mengalami gizi buruk, 26,32 persen atau 10.178 anak mengalami gizi kurang, dan 42,70 persen atau 16.508 anak mengalami berat badan kurang.

Kendati demikian, dari 10.340 kasus stunting, 5.969 anak sudah membaik dan 4.371 anak yang masih berjuang.

Oleh karenanya, Pemprov DKI Jakarta berkolaborasi dengan berbagai pihak melalui program Jakarta Beraksi (Bergerak Atasi Stunting) untuk mengurangi masalah stunting.

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi
Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya