Kondisi pendidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Sejumlah guru mangkir dari tanggung jawabnya. Padahal negara sudah mengeluarkan tunjangan kepada para guru agar pendidikan bisa lebih baik.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (6/2/2014), di SD 273 Kulinjang, Desa Kariango, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, hanya diajar oleh seorang guru saja. Padahal jumlah guru yang tercatat di sekolah ini berjumlah 10 orang.
Warga dan orangtua siswa sudah lama mengeluhkan kondisi dan kualitas pendidikan di sekolah ini. Mereka menilai pelayanan pendidikan bagi anak-anak mereka jauh di bawah standar. Namun belum ada yang berani memprotes langsung ke sekolah.
Para orangtua siswa tak ingin anaknya jadi tumbal kemalasan para guru yang ternyata sudah mangkir selama berbulan-bulan. Padahal para guru ini sudah menerima beragam tunjangan, seperti tunjangan terpencil dan dana sertifikasi yang diharapkan bisa meningkatkan kinerja guru.
Para siswa yang tidak belajar dan memilih berkeliaran di luar ruangan saat jam sekolah mengaku tak tahu menahu kemana guru dan kepala sekolah mereka. Para siswa hanya tahu setiap hari mereka berjuang melintasi gunung terjal dan hutan belantara berkilo-kilometer dari rumah ke sekolah mereka. Namun mereka jarang belajar saat tiba di sekolah.
Kondisi serupa juga ditemukan di sekolah lain di Kecamatan Lembang. Setiap harinya, tenaga pengajar di tempat ini hanya berjumlah 1 atau 2 guru saja. Para siswa terpaksa diberi pelajaran oleh guru sekenanya saja hingga mereka pulang ke rumah masing-masing.
Minimnya pengawasan dari Dinas Pendidikan setempat terhadap sekolah-sekolah, terutama sekolah terpencil yang mendapatkan beragam tunjangan dan fasilitas membuat para guru dan kepala sekolah kerap mangkir hingga berbulan-bulan meninggalkan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru. (Nfs/Mut)
Baca juga:
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (6/2/2014), di SD 273 Kulinjang, Desa Kariango, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, hanya diajar oleh seorang guru saja. Padahal jumlah guru yang tercatat di sekolah ini berjumlah 10 orang.
Warga dan orangtua siswa sudah lama mengeluhkan kondisi dan kualitas pendidikan di sekolah ini. Mereka menilai pelayanan pendidikan bagi anak-anak mereka jauh di bawah standar. Namun belum ada yang berani memprotes langsung ke sekolah.
Para orangtua siswa tak ingin anaknya jadi tumbal kemalasan para guru yang ternyata sudah mangkir selama berbulan-bulan. Padahal para guru ini sudah menerima beragam tunjangan, seperti tunjangan terpencil dan dana sertifikasi yang diharapkan bisa meningkatkan kinerja guru.
Para siswa yang tidak belajar dan memilih berkeliaran di luar ruangan saat jam sekolah mengaku tak tahu menahu kemana guru dan kepala sekolah mereka. Para siswa hanya tahu setiap hari mereka berjuang melintasi gunung terjal dan hutan belantara berkilo-kilometer dari rumah ke sekolah mereka. Namun mereka jarang belajar saat tiba di sekolah.
Kondisi serupa juga ditemukan di sekolah lain di Kecamatan Lembang. Setiap harinya, tenaga pengajar di tempat ini hanya berjumlah 1 atau 2 guru saja. Para siswa terpaksa diberi pelajaran oleh guru sekenanya saja hingga mereka pulang ke rumah masing-masing.
Minimnya pengawasan dari Dinas Pendidikan setempat terhadap sekolah-sekolah, terutama sekolah terpencil yang mendapatkan beragam tunjangan dan fasilitas membuat para guru dan kepala sekolah kerap mangkir hingga berbulan-bulan meninggalkan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru. (Nfs/Mut)
Baca juga:
Korban Erupsi Sinabung Dapat Beasiswa Hingga Perguruan Tinggi
[VIDEO] Salah Taruh Sepatu, Siswa SMP Dikeluarkan dari Sekolah
[VIDEO] `Bom Tas` di Masjid Sumbawa - Nenek Hidup di Gua Sulsel