Liputan6.com, Michigan - Mobil tanpa sopir atau driverless car telah menjadi perbincangan yang hangat akhir-akhir ini, terutama karena semakin dekatnya ia menjadi kenyataan. Cukup banyak juga yang antusias. Namun, ada hal-hal yang ternyata tidak sebaik seperti yang dibayangkan sebelumnya.
Melansir Autoevolution pada Rabu (18/3/2015), sebuah studi baru yang dilakukan oleh tim peneliti dari universitas Michigan, AS, menyimpulkan bahwa mobil driverless akan lebih banyak mengonsumsi bahan bakar dibanding yang ada saat ini. Alasannya? Mobil akan menempuh perjalanan yang lebih jauh.
Menurut mereka, sebagian besar rumah tangga punya lebih dari satu mobil yang mereka gunakan terpisah tergantung dengan urusan masing-masing. Mobil driverless kemudian akan digunakan untuk perjalanan yang lebih jauh untuk tugas yang sama, dan pada gilirannya akan mengonsumsi lebih banyak bahan bakar.
Advertisement
"Bisa jadi berbagi kendaraan akhirnya meningkatkan jarak tempuh. Efeknya mungkin akan terjadi peningkatan jarak tempuh, dan secara umum akan semakin banyak bahan bakar yang dibakar," kata Brandon Schoettle dan Michael Sivak dari UM Transportation Research Institute.
>>Klik laman berikutnya
Next
Meskipun begitu, banyak yang tidak setuju terhadap hasil penelitian ini. Kesimpulan bahwa mobil driverless hanya akan menambah jarak tempuh misalnya, dapat ditanggulangi dengan mengendarai mobil secara bersamaan.
Misalnya, sebuah mobil driverless diprogram untuk mengantar anak ke sekolah. Agar hemat bahan bakar, alih-alih mobil tersebut diprogram untuk pergi ke sekolah lalu pulang lagi untuk mengantar orangtua ke kantor, maka sebaiknya dari awal pergi bersamaan, sebagaimana yang telah dilakukan banyak keluarga dewasa ini.
(rio/gst)
Advertisement