Liputan6.com, Detroit - Ford Motor Co, melalui sang CEO, Mark Fields, mengatakan bahwa merena menolak keras kebijakan Donald Trump yang melarang imigran dan pengungsi dari tujuh negara masuk ke Amerika Serikat (AS).
Pesan ini sebetulnya merupakan konsumsi internal perusahaan. Fields menyampaikan pandangannya kepada segenap pekerja melalui pesan video, disebar Senin (30/1) kemarin. Demikian seperti yang dikutip dari Automotive News.
Dalam video tersebut, Fields mengatakan bahwa nilai fundamental yang dibangun Ford sangat tidak sesuai dengan kebijakan Trump yang rasis.
Advertisement
Baca Juga
"Apa yang saya ingin semua orang tahu adalah bahwa nilai perusahaan kami adalah rasa hormat terhadap semua orang. Dan itu sebabnya kami tidak pernah dan tidak akan mendukung setiap kebijakan yang bertengangan dengan nilai-nilai kita," ujarnya.
Ia juga memastikan bahwa kebijakan Trump tersebut tidak akan berdampak apapun kepada para pekerja. Pasalnya, Ford sendiri sejauh ini memang sangat mengakomodir pekerja-pekerja yang bukan warga AS "asli".
Di Michigan, kota di mana kantor pusat Ford berada, memiliki lebih dari 95 ribu warga yang berasal dari Timur Tengah. Sekitar 40 persennya diyakini merupakan muslim.
Selain Ford, beberapa pabrikan lain sebenarnya telah bereaksi. Elon Musk selaku CEO Tesla Motors misalnya, mengatakan bahwa dirinya juga menentang kebijakan itu. Sementara pabrikan lain seperti General Motors (GM) dan Fiat menolak berkomentar.
Suara penolakan juga berasal dari serikat otomotif bernama UAW (United Automobile Workers). Presiden Serikat, Dennis Williams, bahkan mengatakan bahwa imigran dan non-imigram tidak relevan. AS, menurutnya, justru merupakan bangsa imigran.
"UAW menentang diskriminasi dalam bentuk apapun dan mencela kebijakan apapun yang menghakimi orang berdasarkan agama atau asal mereka," ujar Williams.