Suzuki Futuro-e, Crossover Listrik yang Siap Mengaspal Akhir 2020

Suzuki telah memamerkan konsep crossover listrik barunya, Futuro-e. Mobil ini, rencananya bakal diperkenalkan di India pada gelaran Auto Expo 2020.

oleh Arief Aszhari diperbarui 26 Jan 2020, 19:08 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2020, 19:08 WIB
Futuro-e, Crossover Listrik Suzuki yang Siap Mengaspal Akhir 2020 (Paultan)
Futuro-e, Crossover Listrik Suzuki yang Siap Mengaspal Akhir 2020 (Paultan)

Liputan6.com, Jakarta - Maruti Suzuki telah memamerkan konsep crossover listrik barunya, Suzuki Futuro-e. Mobil ini, rencananya bakal diperkenalkan di India pada gelaran Auto Expo 2020, bulan depan.

Melansir Paultan, Minggu (26/2/2020), konsep Suzuki Futuro-e ini bakal menggunakan bahasa desain global baru.

"Desain Suzuki Futuro-e adalah perpaduan yang menarik dari sebuah coupe dengan SUV. Ini adalah keberangkatan yang signifikan dari arsitektur SUV arus utama, dan diharapkan untuk meningkatkan desain kendaraan utilitas di Indonesia," ujar CV Raman, Direktur Eksekutif Senior (Teknik) Maruti Suzuki India.

Sebelum diperkenalkan secara resmi, Maruti Suzuki telah mengeluarkan bocoran gambar Futuro-e. Salah satu yang terlihat adalah desain garis atap miring yang rendah, serta lampu LED. Dengan desain tersebut, mobil ini akan berada di segmen-B, bersaing dengan Tata Nexon EV.

Saat ini, spesifikasi teknis terkait mobil ini masih dirahasiakan, dan kabarnya, versi produksi model ini akan diluncurkan di India jelang akhir 2020, dan versi Toyota kemungkinan menyusul pada 2021.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Penjualan Suzuki Jimny Tertahan Gara-Gara Regulasi Emisi Eropa

Suzuki Jimny menghadapi masalah besar. Setelah kekurangan suplai, penjualan SUV kecil ini kini terhalang regulasi emisi di Eropa. 

Dikabarkan Autocar India, pemasaran bakal dihentikan lantaran regulasi emisi ketat, yang mulai berlaku 2021 nanti. Jaringan diler pun telah diberi mandat untuk tidak lagi menerima pemesanan Suzuki Jimny.

Guna mereduksi emisi gas buang, Eropa menerapkan peraturan ketat bagi tiap pabrikan mobil penumpang. Total emisi dari seluruh jajaran produk tidak boleh melebihi rerata 95g CO2 per kilometer.

Kendati baru berlaku pada 2021, pelaksanaan setidaknya harus dimulai secara bertahap mulai tahun ini. Sebab bila nanti tidak sanggup memenuhi akan dikenakan sanksi.

Sebenarnya Suzuki telah melangkah untuk beradaptasi dengan regulasi. Line-up Diesel sudah sejak 2018 berhenti beredar. Sistem mild hybrid 12V juga telah dikenalkan pada Ignis dan Swift. Bahkan Vitara hybrid 48V tengah dipersiapkan untuk meluncur di sana. Menjadikan Vitara sebagai model pertama Suzuki mengusung sistem ini, berpadu dengan pemacu mekanis K14B 1.400 cc.

Namun, menjual model ramah lingkungan dikhawatirkan tidak memberi efek bila penjualan Jimny melejit. Bagaimana tidak khawatir, minat Suzuki Jimny lumayan tinggi di sana. Contoh saja di Britania Raya, daftar tunggu mencapai satu tahun. Beberapa dealer dikabarkan tidak lagi menerima deposit. Untuk memesan, calon konsumen hanya bisa mengisi daftar “expression of interest”.

Lantas bila penjualan terus bertambah malah meningkatkan target rata-rata CO2. Hal ini pun berujung pada pengenaan denda tinggi nantinya. Wajar bila peredaran Suzuki Jimny harus disetop sedini mungkin, sebab tiap unit K15B 1.500 cc menghasilkan emisi 154 g/km. Itu untuk varian transmisi manual. Varian otomatis lebih tinggi lagi, mencapai 170 gr/km, nyaris dua kali lipat dari batas atas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya