Liputan6.com, Jakarta - Pembuat mobil listrik asal Amerika Serikat (AS), Tesla dipersilakan untuk berbisnis di pasar India. Namun, pembuat kendaraan ramah lingkungan ternama ini harus melakukan produksi lokal untuk dijual dan diekspor, seperti disampaikan Menteri Perhubungan India, Nitin Gadkari, Rabu (27/4/2022).
Sementara itu, Tesla dilarang untuk impor atau memasukan kendaraannya dari Cina, untuk bisa dijual di Negeri Hindustan. "Membuat mobil di Cina, dan menjual di sini bukan proposisi yang baik," jelas Nitin.
Baca Juga
Sementara itu, Tesla sendiri sudah hampir satu tahun berusaha untuk melobi pejabat di New Delhi untuk menurunkan pajak.
Advertisement
Pasalnya, sang CEO, Elon Musk mengatakan jika pajak masuk kendaraan di India termasuk yang tertinggi di dunia. Namun, usaha dari pabrikan Negeri Paman Sam seperti menemui jalan buntu, dengan belum dipustuskannya investasi Tesla di negara berkembang tersebut.
Jika Tesla memutuskan untuk membangun faslitas perakitan di India, maka sejalan dengan Make in India, yang diprakasai oleh Perdana Menteri Narendra Modi, untuk meningkatkan manufaktur lokal serta menciptakan lapangan pekerjaan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menko Luhut Bertemu Elon Musk
Pertama kalinya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan CEO Tesla, Elon Musk. Meskipun dalam dua tahun belakangan, terus berkomunikasi dengan orang terkaya di dunia tersebut.
Pertemuan ini sendiri, dilakukan di Giga Factory Tesla, yang berlokasi di Austin, Texas, Amerika Serikat (AS).
Dalam keterangan yang diunggah di akun Instagram @luhut.pandjaitan, sang menteri tidak menyangka bisa disambut dengan ramah dan bersahabat oleh pendiri mobil listrik asal Negeri paman Sam tersebut.
"Selama kurang lebih satu jam, saya menyampaikan potensi bahan baku baterai kendaraan listrik yang saat ini sedang kami eksplorasi terus lewat program hilirisasi mineral," tulis Luhut sebagai caption dalam unggahannya, dilihat Rabu (27/4/2022).
Lanjut Luhut, ia melihat antusiasme dan ketertarikan dari wajah Elon Musk, terkait potensi besar Indonesia untuk bisa mendukung industri kendaraan listrik global.
Namun, ia juga penasaran, kepada dalam beberapa waktu lalu, Elon Musk sedikit kaku dengan beberapa aturan terkait industri kendaraan listrik dan pengolahan nikel di Indonesia.
Advertisement