Cerita Agus Ditelepon SBY dan Putuskan Jadi Penantang Ahok

Agus mengaku tidak hanya dirinya yang kaget dengan keputusan menerima pinangan Koalisi Cikeas. Sang ayah yakni SBY juga terkejut.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 03 Okt 2016, 17:22 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2016, 17:22 WIB
Agus Harimurti Yudhoyono
Agus Harimurti Yudhoyono mengungkapkan alasan dirinya maju menjadi bakal calon gubernur DKI Jakarta 2017, di Cibubur, Depok, Jawa Barat, Senin (3/10/2016). (Nanda Perdana Putra/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono rela melepas jabatannya sebagai Mayor TNI dan memilih untuk bertarung bersama pasangan duetnya Sylviana Murni di Pilkada DKI 2017 mendatang. Sempat menerima telepon dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menjadi awal cerita perjalanan Agus yang melepas dunia militer dan terjun ke ranah politik.

Agus memaparkan, keputusan yang dibuatnya itu tidak mudah. Bahkan dia sampai harus salat istikharah atau salat minta petunjuk dalam memilih jalan hidupnya.

Berawal saat Agus masih berada di Darwin, Australia, dalam rangka latihan bersama tentara Australia dengan TNI AD. Satuan yang dipimpinnya itu bersama dengan tentara AD Australia mengadakan latihan bersama.

Pada 22 September 2016, yakni masih dalam kondisi latih TNI, sang ayah, yakni SBY menyampaikan soal situasi perkembangan politik Pilkada DKI melalui sambungan telepon. SBY mengatakan, tiga partai politik yakni PPP, PKB, dan PAN, termasuk Demokrat, telah sepakat untuk bersatu mengusung dirinya maju menjadi calon gubernur DKI Jakarta menantang bakal calon petahana, Ahok.

"Saya terdiam ketika itu. Saya diskusi dalam hati. Terus mencoba mencari petunjuk," tutur Agus dalam jumpa pers 'Di Balik Keputusan Agus Yudhoyono' di Cibubur, Senin (3/10/2016).

SBY pun berpesan pada Agus untuk memikirkan dengan matang terkait hal itu. Agus juga menjelaskan bahwa sang ayah turut menyampaikan konsekuensi pilihannya. Sementara, dia tidak punya banyak waktu untuk memberi keputusan.

"Untungnya kita prajurit. Terbiasa menghadapi situasi yang genting. Enggak banyak waktu mengambil keputusan. Dalam sempitnya waktu izinkan saya berpikir. Dan saya tutup telepon," ujar suami dari Annisa Pohan itu.

Agus mengaku tidak pernah membayangkan hal itu sebelumnya. Sebab kala itu, dia sangat fokus mengikuti latihan di Australia.

Keputusan Agus

Setelah memikirkan dengan matang, Agus memutuskan siap maju di Pilkada DKI. Pada 23 September 2016 dini hari pun dia bergegas kembali ke Tanah Air.

"Saya tiba di Tanah Air langsung menuju ke Cikeas. Sudah ditunggu tokoh pimpinan partai dan orangtua tentunya," jelas dia.

Agus pun akhirnya dipilih. Ia menerima dicalonkan empat partai koalisi itu di Cikeas. Dia tidak menampik bahwa pilihan itu berat. Sebab, akhirnya Agus harus meninggalkan karier 16 tahun di militer.

Niat mengabdi untuk masyarakat, bangsa dan negara, yang membawa Agus siap mengemban amanah tidak hanya di militer saja, tapi juga di dunia politik.

Agus menyatakan tidak hanya dirinya yang kaget dengan keputusan itu. Sang ayah yakni SBY juga terkejut nama anaknya dipilih tiga partai politik lain.

"Itu adalah keputusan saya pribadi. Beredar dugaan saya dipaksa, ditekan, bahkan lucunya sampai ada yang mengatakan Pak SBY tega sekali sama Ibu Ani nih, anaknya didorong masuk politik. Tentunya itu agak menyakitkan karena tidak ada orangtua mana pun yang ingin menjatuhkan, menjerumuskan anaknya sendiri," Agus memungkas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya