Alam Sutera Pun Mulai ‘Ekspansi’ Keluar Serpong

Kondisi harga properti di daerah Serpong sudah mulai diantisipasi oleh manajemen PT. Alam Sutera dengan merambah wilayah di luar Serpong

oleh Wahyu Ardiyanto diperbarui 04 Jan 2017, 11:42 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2017, 11:42 WIB

Liputan6.com, Jakarta “Saat ini harga unit properti di Serpong sudah cukup tinggi, sehingga kemungkinan akan ada penyesuaian harga untuk membuat unit properti di Serpong kembali bergairah,” ungkap Tirta Setiawan, Dewan Kehormatan AREBI saat Rakernas AREBI 2016.

Kondisi itulah yang juga terjadi pada unit properti di Alam Sutera. Dan menyoroti kinerja PT. Alam Sutera Realty Tbk. periode 2015-2016, perusahaan ini memang terlihat tidak terlalu banyak mengalami perubahan yang signifikan. Sekalipun jika dilihat, laba periode berjalan yang diterima PT. Alam Sutera meningkat sekitar 65,76 persen.

Baca juga: Berharga 300 Jutaan, Hunian Dekat Alam Sutera Jadi Rebutan

Dari Rp319.048.649 (dalam ribuan, tahun 2015) meningkat menjadi Rp528.843.963 (dalam ribuan, tahun 2016). Namun peningkatan itu bukan berasal dari peningkatan penjualan yang terjadi selama tahun 2015-2016. Karena penjualan dan laba kotor yang terjadi justru menunjukan penurunan.

Penjualan turun 15 persen dari Rp 990.655.609 (dalam ribuan, tahun 2015) turun menjadi Rp 842.867.824 (dalam ribuan, tahun 2016). Sementara laba kotor perusahaan pun mengalami penurunan sekitar 28,48 persen. Dari Rp765.610.752 (dalam ribuan, tahun 2015) menurun menjadi Rp547.527.858 (dalam ribuan, tahun 2016).

Peningkatan yang terjadi pada kinerja PT. Alam Sutera selama tahun 2015-2016 justru berasal dari laba selisih kurs. Kondisi ini memang memberikan kontribusi positif mengingat tahun 2015 perusahaan mengalami kerugian justru akibat selisih kurs hingga Rp250.886.767 (dalam ribuan). Dan tahun 2016 mengalami perubahan menjadi laba atau keuntungan selisih kurs yang menarik, Rp182.299.278 (dalam ribuan).

Jika dilihat secara keseluruhan, jelas Alam Sutera masih menyimpan potensi investasi yang tinggi. Seperti yang disampaikan oleh Ali Tranghanda, Pengamat Properti dari Indonesia Property Watch pada Indonesia Real Estate Summit 2016 yang diadakan oleh Rumah.com.

Menurutnya, saat ini dan kedepan, daerah Serpong masih menjadi pilihan invetasi yang menarik. Sebab, potensi peningkatan nilai properti yang ada di Serpong adalah salah satu yang tertinggi di Indonesia. Sebut saja seperti Cluster Sutera Victoria.

Sekalipun demikian, nampaknya apa yang diutarakan oleh Tirta Setiawan yang menyangkut kondisi harga properti di daerah Serpong sudah mulai diantisipasi oleh manajemen. Terbukti PT. Alam Sutera tidak saja berkonsentrasi di daerah Serpong dan sekitarnya.

Hal tersebut bisa dilihat dari laporan keuangan periode 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015. PT. Alam Sutera sudah mulai melakukan ekspansi ke luar Serpong sekalipun tercatat baru terdapat 2 lokasi seperti di daerah Setiabudi, Jakarta dan daerah Kuta Selatan, Bali.

Namun nampaknya perusahaan akan terus melakukan pengembangan bisnisnya. Terbukti untuk properti di daerah Setiabudi, nilai lahan seperti tanah dan bangunan yang dikembangkan mengalami peningkatan meski sedikit. Dari Rp 356.467.639 (dalam ribuan, tahun 2015) meningkat di tahun 2016 menjadi Rp360.015.335 (dalam ribuan).

Namun pada porsi tanah dan bangunan yang sedang dikembangkan sudah mulai ada peningkatan yang cukup baik. Di tahun 2015 nilainya Rp675.826.279 (dalam ribuan) menjadi Rp 739.503.318 (dalam ribuan, tahun 2016) meski peningkatannya hanya sebesar 1 persen.

Namun seiring berjalannya waktu dapat dipastikan bahwa pengembangan ini akan terus mengalami peningkatan, mengingat Setiabudi adalah salah satu lokasi di Jakarta Selatan yang cukup baik untuk lokasi perkantoran.

Selanjutnya lokasi kedua yang akan di garap PT. Alam Sutera adalah wilayah Kuta Selatan. NIlai tanah yang ada di Kuta Selatan saat ini tercatat masih sama di tahun 2015 dan 2016 yaitu Rp324.531.964 (dalam ribuan). Nilai ini kemungkinan akan terjadi peningkatan, melihat kecenderungan yang terjadi di Bali saat ini dan ke depannya.

Achmad Fachrezzy

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya