Liputan6.com,Makassar - Meski harga bahan bakar minyak (BBM) telah diturunkan pemerintah, Organisasi Angkutan Darat Daerah (Organda) Sulawesi Selatan tidak menurunkan tarif angkutan kota yang beroperasi di Sulsel.
Ketua Organda Sulsel Opu Sidik mengatakan, keputusan itu sesuai dengan kesepakatan pihaknya dengan Dinas Perhubungan Sulsel sebelumnya.
Kesepakatan itu berbunyi, jika penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) nantinya sekitar Rp 500 - Rp 1.000, tarif angkot akan disesuaikan dengan nilai penurunan itu. Tapi, jika penurunannya di bawah Rp 500, tarif angkot tidak disesuaikan.
"Selain ada kesepakatan sebelumnya, uang recehan pecahan kecil juga sulit dicari untuk uang pengembalian. Penurunan BBM kan hanya sekitar Rp 350 saja," kata Sidik kepada Liputan6.com.
Baca Juga
Baca Juga
Penurunan harga BBMÂ dari Rp 7300 menjadi Rp 6950, ujar Sidik, tidak berpengaruh pada tarif angkot di beberapa daerah di Sulsel saat ini. Dia mengatakan yang akan ikut menyesuaikan itu hanya tarif angkutan daerah, diantaranya bus.
"Kalau tarif angkot, sekali lagi, tidak ada penyesuaian. Tapi, untuk angkutan luar kota (ke luar daerah, secepatnya kita akan jadwalkan untuk bermusyawarah penentuan nilai tarif penyesuaian dengan turunnya harga BBM," ucap Sidik.
Achmad, salah seorang pengguna jasa angkot di Makassar, mengakui tarif angkot saat ini masih berkisar Rp 5.000. Ia menyatakan sikap itu merugikan masyarakat yang mengandalkan jasa angkot untuk beraktifitas. Â
"Kalau BBM naik, mereka demo mogok massal minta tarif juga dinaikkan. Giliran turun malah tarif tidak diturunkan. Ini jelas merugikan kita masyarakat kecil yang kesehariannya menggunakan jasa angkot untuk beraktifitas," ucap Achmad, warga Jalan Tamalate 3 Makassar itu.
Advertisement