Liputan6.com, Bandung - Menyambut hari lahir pahlawan wanita Inggit Garnasih yang jatuh pada 17 Februari, kelompok Anak Rakyat (Lokra) menggelar tarian selama 17 jam. Tari berlangsung pada Minggu (14/2/2016) bertepatan dengan perayaan Valentine.
Tarian dilakukan 4 orang wanita berperan sebagai Inggit Garnasih. Sebelumnya para penari tersebut diwajibkan membaca buku berjudul 'Kuantar Kau Ke Gerbang' karya Ramadhan KH.
"Penari harus mendalami dan meresapi sosok Bu Inggit, jadi harus baca buku tentang beliau dulu. Acaranya mulai dari pagi di CFD (Car Free Day) Dago dan finishnya jam 12 malam di GIM (Gedung Indonesia Menggugat)," kata Gatot di Bandung, Minggu (14/2/2016).
Gelaran tari tersebut juga sebagai aksi mengingatkan kepada masyarakat bahwa ada ilustrasi kisah kasih sayang nyata di Indonesia, yakni antara Inggit Garnasih dan proklamator Soekarno.
Baca Juga
Ketua Lokra, Gatot Gunawan, mengatakan, ada misi khusus dalam menari selama 17 jam itu. Yakni mengingatkan masyarakat khususnya generasi muda tentang adanya sosok nyata mengenai kasih sayang.
"Kita ingin mencoba untuk mengingatkan kepada masyarakat khususnya generasi muda, ketika bicara kasih sayang, ada sosok figur yang di negeri sendiri, cintanya tulus kepada Soekarno. Spirit patriotisme, keteladanan, dan kasih sayang yang tulus bisa dilihat dari sosok Bu Inggit," kata Gatot.
Saat ini kebanyakan orang memperingati Valentine Day atau Hari Kasih Sayang pada 14 Februari dengan aksi semisal pemberian coklat dan benda romantis lainnya. Menurut Gatot, yang dilakukan oleh Inggit Garnasih lebih banyak menanamkan nilai-nilai yang patut dicontoh dibandingkan perayaan Valentine Day pada umumnya.
Dia berharap dengan aksi tari oleh Lokra itu bisa menyadarkan masyarakat khususnya generasi muda bangsa Indonesia. Dengan mengikuti budaya barat itu, kata Gatot, saat ini masyarakat tengah mengalami krisis keteladanan.
"Generasi muda sekarang sedang mengalami krisis keteladanan, kita coba sadarkan masyarakat khususnya kepada pemuda. Ada enggak sosok teladan di balik Valentine itu? Dari pada memperingati budaya barat, ini ada yang lebih nyata," ujar Gatot.