Liputan6.com, Jayapura - Masyarakat Peduli Pelayanan Publik (MP3) meminta pertanggungjawaban PT PLN Persero akibat seringnya listrik padam setiap hari di Kota Jayapura, Papua. Listrik padam berulang dinilai memicu kerusakan barang-barang elektronik.
"Saat ini barang elektronik kami banyak yang rusak, seharusnya PLN dapat mengganti itu," ujar Stanley Kaize, salah satu warga, Kamis 19 Mei 2016.
Tuntutan tanggung jawab itu sesuai dengan UU Nomor 30/2009, sesuai pasal 29 ayat 1, di antaranya masyarakat berhak mendapatkan pelayanan yang baik, lalu mendapatkan tenaga listrik yang menjadi haknya dengan harga yang wajar.
Tak hanya itu, warga mendesak PLN agar pelanggan mendapatkan pelayanan untuk perbaikan dan ganti rugi, apabila terjadi pemadaman yang diakibatkan kesalahan atau kelalaian oleh PLN.
Baca Juga
Tak hanya kerusakan barang elektronik, karena seringnya listrik mati-nyala di Kota Jayapura, satu korban jiwa atas nama Gabby Sapari (4) yang meninggal dunia karena kebakaran yang menimpa rumahnya di saat listrik mati.
Terkait desakan itu, warga menggeruduk Kantor PLN Jayapura. "PLN juga harus bertanggung jawab atas kasus meninggalnya Gabby dan jangan lagi ada korban jiwa akibat kebakaran ini," kata Stanley.
General Manajer PT PLN (Persero) wilayah Papua dan Papua Barat, Yohanes Sukrislismono menyebutkan, saat ini wilayah Jayapura dan sekitarnya, termasuk Sentani, Kabupaten Jayapura mengalami defisit daya 7-7,5 megawatt. Sementara beban puncak bisa mencapai 74 megawatt dan kemampuan kapasitas hanya mencapai 67,5 megawatt.
Sumber daya yang saat ini digunakan untuk pemenuhan listrik di Jayapura dan sekitarnya berasal dari PLTD Yarmokh di Jayapura, PLTD Waena, dan PLTD Sentani di Kabupaten Jayapura, serta PLTA Genyem yang kapasitasnya hanya mampu 6 megawatt.
"Seharusnya kemampuan satu mesin di PLTA Genyem adalah 2x10 megawatt, namun karena sedimen lumpur, kayu, dan batu yang terbawa oleh air di sungai itu tinggi, maka kemampuan hanya mencapai 6 megawatt," kata dia. Â
Untuk mengatasi pemadaman listrik ini, PLN mendatangkan mesin berkapasitas 7 megawatt yang akan tiba di Jayapura pada 26 Mei 2016 mendatang.