Liputan6.com, Palembang - Untuk kali kedua, Rumah Sakit Myria di Palembang, mendapatkan ancaman bom dari penelepon misterius. Teror ini sontak menimbulkan kepanikan di kalangan manajemen rumah sakit yang terletak di Jalan Kolonel H Barlian Kilometer 7 Palembang, Sumatera Selatan.
Teror berupa ancaman bom bermula saat petugas operator RS Myria Palembang, Catur Yuliantoro (19) yang sedang bertugas mendapatkan telepon dari penelepon misterius pada Senin pagi sekitar pukul 10.30 WIB.
Baca Juga
Saat mengangkat telepon pertama kali, Catur tidak mendengar jelas apa yang diucapkan si penelepon tersebut. Barulah telepon kedua kalinya, penelepon gelap tersebut mengatakan bahwa ada bom yang akan diledakkan di dalam Gedung RS Myria, Palembang.
Advertisement
"Saya lalu melaporkan kejadian ini ke Kepala Keamanan RS Myria, Palembang, Sugiono. Lalu kami melaporkan hal ini ke Polsekta Sukarame dan Polresta Palembang," ucap Catur kepada Liputan6.com, Senin 11 Juli 2016.
Baca Juga
Tak butuh waktu lama, pihak Polresta Palembang, Polsekta Sukarame, Palembang dan tim Gegana Satbrimobda Palembang langsung terjun ke RS Myria, Palembang dan menyisir ke rumah sakit tipe C ini.
Namun setelah sekitar dua jam lebih menyisir seluruh area Gedung RS Myria, Palembang, petugas kepolisian tidak menemukan tanda-tanda apa pun terkait ancaman bom tersebut. Para pasien rumah sakit juga tidak mengetahui teror tersebut, sehingga tidak terjadi kepanikan.
Direktur Kriminal Umum Polda Sumsel, Kombes Pol Daniel Silitongah mengungkapkan, tidak ada satu benda pun yang dicurigai sebagai alat pemacu ledakan. "Namun kita tetap akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait teror bom ini."
Teror bom yang dialamatkan ke RS Myria, Palembang ternyata sudah dia kali terjadi. Menurut Kepala Humas dan Hukum Rumah Sakit Myria, Palembang, Oktavianus Tambun, beberapa tahun lalu teror bom juga sempat disampaikan oleh penelepon gelap.
"Tahun 2012 lalu, kita juga mendapatkan telepon dari penelepon asing dengan ancaman RS Myria, Palembang akan diledakkan dengan bom. Kami mendapatkan telepon gelap itu pada malam hari," kata Oktavianus.
Dengan adanya ancaman bom ini, imbuh dia, pihak RS Myria, Palembang langsung memberikan data sebagai bukti. Misalnya, denah rumah sakit, panggilan masuk dan nomor telepon sang penelepon misterius tersebut.