Banyuwangi Tawarkan Beasiswa 30 Siswa Dokter Spesialis

Penyiapan dokter spesialis tambahan ini juga dalam rangka pembukaan stroke center yang rencananya dilakukan tahun depan.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 25 Agu 2016, 06:31 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2016, 06:31 WIB
dokter spesialis banyuwangi
(Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Banyuwangi - Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur akan mengucurkan beasiswa kepada 30 dokter muda untuk menyelesaikan pendidikan spesialis mulai tahun depan. Ini merupakan program lanjutan yang telah diberikan sejak 2014.

Tapi setelah lulus menjadi dokter spesialis, mereka harus mengabdi di Banyuwangi untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di daerah tersebut.

"Saya ingin menyapa langsung mereka, sekaligus memberikan motivasi agar bisa melayani masyarakat dengan baik," tutur Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Jatim, Rabu (24/8/2016).

Bupati yang akrab disapa Anas itu mengatakan saat ini sudah ada empat dokter spesialis yang mendapat beasiswa. Mereka telah lulus dan mengabdi di Banyuwangi, yaitu dokter spesialis patologi anatomi, spesialis saraf, spesialis kandungan, dan spesialis jantung.

"Tahun depan dianggarkan beasiswa untuk 30 calon dokter spesialis. Mereka melengkapi para dokter spesialis lainnya yang sudah mengabdi, sehingga bisa memenuhi semua kebutuhan dokter spesialis di Banyuwangi. Beasiswa itu nantinya berupa bantuan pendidikan selama tiga semester terakhir masa pendidikan mereka," tutur Bupati Anas.

(Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Dia menambahkan, keberadaan para dokter spesialis sangat penting untuk mewujudkan kualitas layanan kesehatan yang prima. Salah satu indikatornya adalah tindakan medis yang semakin baik.

Sejumlah penyakit yang dulu harus dirujuk ke RSUD dr Soetomo milik Pemprov Jatim di Surabaya, kini sudah bisa ditangani di Banyuwangi. Seperti kasus bedah saraf tumor otak, pendarahan otak karena kecelakaan, dan hidrosefalus.

"Para dokter spesialis ini juga rutin mendatangi sejumlah puskesmas, sehingga masyarakat di sana bisa terlayani tanpa harus ke RSUD yang terletak di tengah kota," ucap Anas.

Penyiapan dokter spesialis tambahan ini juga dalam rangka pembukaan stroke center yang rencananya dilakukan tahun depan. Akan ada tambahan dua dokter spesialis saraf baru untuk keperluan pembukaan stroke center tersebut.

Anas mengatakan, permasalahan rumah sakit di daerah ada dua, yaitu infrastruktur berupa kelengkapan alat dan sumber daya manusia (SDM). Dua hal tersebut secara bertahap dibenahi.

"Biasanya daerah selalu mengeluh ke pemerintah pusat soal ini. Padahal bisa diselesaikan jika ada beasiswa dan penambahan fasilitas secara berkelanjutan," kata Anas.

Seorang dokter penerima beasiswa pada 2014, Dina Utami, mengatakan, program dari Pemkab Banyuwangi sangat membantu menyelesaikan tugas belajarnya. "Saya senang bisa mengabdi di sini," ujar dokter spesialis patologi anatomi tersebut.

Menurut dia, salah satu permasalahan calon dokter spesialis adalah tidak ada jaminan penempatan tugas setelah lulus dari pendidikan. Dengan adanya beasiswa ini, dia dan rekan-rekannya menjadi bersemangat karena sudah mendapat jaminan penempatan di RSUD di Banyuwangi.

"Saya dulu praktik dokter di Surabaya, setelah mendengar ada beasiswa untuk pendidikan spesialis langsung saya tertarik. Sekarang saya sudah mengabdi di RSUD Blambangan dan keluarga sudah menetap di sini semua. Saya berharap program semacam ini diteruskan agar semakin banyak dokter spesialis yang hadir di Banyuwangi," ujar Dina.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya