100 Wisatawan Terjebak di Pulau Tikus Bengkulu Akibat Cuaca Buruk

Mereka berangkat pada Minggu pagi dari pinggir Pantai Malabero, Bengkulu.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 12 Des 2016, 06:31 WIB
Diterbitkan 12 Des 2016, 06:31 WIB
100 Wisatawan Terjebak di Pulau Tikus Bengkulu Akibat Cuaca Buruk
Petugas BASARNAS Bengkulu sedang melakukan persiapan pencarian terhadap korban tenggelam di Pantai Jakat Bengkulu

Liputan6.com, Bengkulu - Sebanyak 100 orang wisatawan lokal Bengkulu terjebak di Pulau Tikus yang berada di tengah Samudra Hindia. Mereka tidak bisa kembali ke daratan akibat cuaca buruk yang datang secara tiba-tiba.

Para pemuda dan mahasiswa yang menggunakan empat kapal dalam program paket Ekowisata Bahari yang diselenggarakan Rafflesia Bengkulu Diving Centre itu berangkat pada Minggu pagi dari pinggir Pantai Malabero.

Menjelang siang, cuaca tiba-tiba memburuk, mereka yang sebagian melakukan penelitian dan riset terkait potensi Pulau Tikus itu terpaksa menumpang di rumah penjaga mercusuar yang memang dibangun di pulau tak berpenghuni tersebut.

Kepala Basarnas Bengkulu Agolo Suparto mengatakan, komunikasi yang dilakukan kepada para wisatawan itu, mereka dalam kondisi yang baik-baik saja. Tetapi karena cuaca yang tidak memungkinkan, mereka terpaksa menunggu hingga Minggu malam.

"Semua dalam keadaan baik, kita sudah melakukan koordinasi, jika memungkinkan akan ada kapal patroli yang mengantar logistik ke sana," ucap Agolo saat dihubungi Liputan6.com di Bengkulu, Minggu, 11 Desember 2016.

Satu Wisatawan Jambi Tenggelam

Sementara itu, kondisi cuaca buruk juga mengakibatkan seorang wisatawan asal Provinsi Jambi atas nama Nursalim (27) tenggelam digulung ombak. Korban hilang setelah dua rekannya melaporkan ke Basarnas pada Minggu sore sekitar pukul 15.00 WIB.

Korban Nursalam merupakan warga Lingkar Selatan, Kota Jambi yang berwisata ke Bengkulu. Ia tidak bisa menyelamatkan diri saat mandi di Pantai Jakat, Kelurahan Bajak, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu.

Kepala Basarnas Bengkulu Agolo Suparto mengatakan, pencarian dilakukan dengan menyisir lokasi tenggelam awal sambil memantau pergerakan arus yang mengarah ke utara.

Sayangnya hingga Minggu malam, tim pencari yang menggunakan dua perahu karet belum juga menemukan jasad korban. Kondisi gelap mengharuskan tim pencari terus menyisiri pinggir pantai sambil menyorot lokasi dengan menggunakan penerangan.

"KIta bersama PMI dan polisi perairan terus melakukan upaya pencarian meskipun dalam kondisi gelap," Kepala Basarnas Bengkulu itu memungkasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya