Benarkah Otak Pemutilasi di Meja Biliar Psikopat?

Pelaku utama pembunuhan dan mutilasi itu punya catatan kriminal yang membuatnya ditinggal istri dan menjadi duda.

oleh M Syukur diperbarui 31 Mar 2017, 14:19 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2017, 14:19 WIB
Korban Pembunuhan dan Mutilasi di Riau
Korban dibunuh lalu dimutilasi, potongan tubuhnya ditaruh di dalam koper hitam. (Liputan6.com/M Syukur).

Liputan6.com, Riau - Pelaku utama pembunuhan disertai mutilasi terhadap Bayu Santoso, Harianto alias Hari memiliki catatan kelakuan yang kurang baik. Ada dugaan Hari psikopat.

Untuk memastikannya, penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Bengkalis bakal memeriksa kejiwaannya dalam waktu dekat. Hal itu karena Hari dengan keji menghabisi nyawa Bayu di sela bermain biliar.

"Patut diduga psikopat, tapi ini belum pasti ya," kata Kabid Humas Polda Riau Kombes Guntur Aryo Tejo di Mapolda Riau, Kamis petang, 30 Maret 2017.

Hasil pemeriksaan sementara, Hari yang sempat kabur ke Jakarta Utara sering bertindak di luar kesadaran. Apalagi ketika pelaku sudah panik, ia sering berbuat nekat dan berada di luar nalar, termasuk dalam kasus pembunuhan disertai mutilasi ini.

Dia juga punya cacatan kriminal sehingga ditinggalkan oleh istri dari rumahnya di Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis. Tindakannya yang selalu reaktif dan melakukan kekerasan menjadi penyebab pria 27 tahun itu menjadi duda.

"Dia ini pernah dilaporkan istrinya ke Polsek setempat karena melakukan kekerasan dalam rumah tangga," sebut Guntur.

Sementara Kapolres Bengkalis, AKBP Hadi Wicaksono yang membawahi Polsek Rupat menyebut laporan itu sudah dicabut oleh mantan istrinya. Setelah itu, sang mantan istri memutuskan untuk meninggalkan Hari.

Kepergian sang istri membuat Hari merawat anaknya seorang diri. Dia kemudian membangun usaha di Pulau Rupat, salah satunya tempat biliar. Dari sini, Hari kenal dengan dua tersangka pembunuhan lainnya, Andrean alias Gondrong dan AA yang sekarang buron.

"Dua pelaku juga punya usaha. Para pelaku ini juga kenal dengan korban yang sehari-harinya juga pekerja swasta," kata Hadi yang juga pernah menjadi Kapolres Indragiri Hilir ini.

Dalam catatan kriminalnya itu, Hari disebut juga bertindak spontan, sehingga sering melakukan kekerasannya. Tindakan spontan karena kepanikan inilah yang diduga membuatnya nekat memutilasi korban.

"Ada 13 (potongan tubuh korban) hasil mutilasi itu. Kemudian dimasukkannya ke tas hitam, lalu diletakkan di tong bekas minyak," ujar Hadi.

Ditemukannya jasad korban baru beberapa hari setelah dilaporkan pelaku Gondrong. Tanpa adanya laporan ini, bisa jadi peristiwa pembunuhan disertai mutilasi ini tidak diketahui.

"Di Rupat itu, jarak antara rumah dengan rumah lainnya sangat berjauhan. Kemudian lokasinya kejadian ini jauh dari pemukiman, makanya tidak tercium oleh masyarakat baunya," sebut Hadi.

Korban Bayu ditemukan pada Senin, 27 Maret 2017 setelah laporan Gondrong. Sementara, pembunuhan terjadi pada 25 Maret 2017 dini hari.

Sebelumnya, pada 24 Maret 2017 korban dipanggil Gondrong ke tempat biliar Hari, di mana sudah ada pelaku lainnya AA di sana. Gondrong mengontak Bayu atas suruhan Hari.

Gondrong dan AA kabur setelah Bayu ditikam berkali-kali dengan pisau oleh Hari. Hari yang panik atas pembunuhan itu kemudian berusaha menghilangkan jejak dengan memutilasi korban.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya