Diduga Menyindir TNI, Kapolres Karawang Dimutasi

Kata-kata Kapolres Karawang itu sempat viral di media sosial. Kapolres Karawang juga telah meminta maaf kepada TNI.

diperbarui 12 Mei 2018, 07:00 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2018, 07:00 WIB
Polres
Kabid Humas Polda Jabar AKBP Trunoyudo Wisnu Andiko. (Siti Fatonah/JawaPos.com)

Karawang - AKBP Hendy F Kurniawan dicopot dari jabatannya sebagai Kapolres Karawang. Dia dimutasi ke Dittipideksus Bareskrim Polri. Kini, jabatan Kapolres Kawarang diisi AKBP Slamet Waloya.

Sebelumnya, Slamet menjabat sebagai Kasubbagreners Bagren Rojianstra SSDM Polri. Mutasi tersebut berdasarkan Surat Telegram Rahasia dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian pada Rabu, 9 Mei 2018 lalu.

Kabid Humas Polda Jawa Barat (Jabar) AKBP Trunoyudo Wisnu Andiko membenarkan perihal mutasi Kapolres Karawang. Namun, Trunoyudo membantah bahwa mutasi tersebut terkait dengan viralnya video Kapolres Karawang saat bertugas dalam pengamanan unjuk rasa.

Mutasi jabatan merupakan suatu kebutuhan dalam suatu organisasi. "Dimutasi itu untuk kebutuhan organisasi ya," tegas Trunoyudo kepada JawaPos.com, Jumat (11/5/2018).

Sebelumnya, Hendy berbicara perihal pengamanan unjuk rasa menggunakan pengeras suara. Ucapannya sedikit menyinggung kesatuan Baret Merah Kopassus, Marinir, dan Panglima TNI.

"Kalau coba gaya-gaya preman di Karawang, saya pertaruhkan jabatan saya untuk melindungi kepentingan umum. Apalagi ada yang Marinir depan saya," ucap Kapolres Karawang dalam video.

Kapolres Karawang sengaja menggunakan kalimat gaya preman. Itu karena Kapolres Karawang menganggap pekerjaan pengelolaan limbah menggunakan tindakan yang kurang tepat.

"Silakan dengan cara-cara yang benar. Tidak boleh pakai gaya-gaya preman," ujarnya.

Setelah video viral, Hendy melakukan klarifikasi permohonan maaf kepada TNI karena sudah menyinggung. Kapolres Karawang tidak berniat untuk menyinggung dan ucapannya itu merupakan bentuk kekhilafan.

"Terkait beredarnya video saya tentang pengamanan unjuk rasa yang penyebutan oleh saya institusi Marinir maupun Panglima, saya dengan kerendahan hati meminta maaf yang sebesar-besarnya pada pimpinan TNI, khususnya pada keluarga besar Korps Marinir. Tidak ada niatan dari kami untuk melecehkan. Hal tersebut karena kekhilafan kami yang tidak bisa mengontrol situasi di lapangan," jelasnya.

Baca berita menarik lainnya dari JawaPos.com di sini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya