Punya Alat Canggih, Observatorium Ilmu Falaq UMSU Jadi Pusat Pengamatan Hilal

Berbagai peralatan pengamatan hilal yang cukup lengkap dan canggih yang ada di OIF UMSU menjadi pertimbangan dalam penetapan kegiatan yang merupakan salah satu metode penentuan awal Ramadan.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Mei 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2019, 21:00 WIB
Ilustrasi Pengamatan Hilal
Tim hisab rukyat Kanwil Kemenag DKI Jakarta memantau hilal 1 Ramadan 1440 H menggunakan teleskop dari atap Gedung Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Minggu (5/5/2019). Pemantauan hilal dilakukan di 102 titik Rukyatul Hilal dari 34 provinsi di Indonesia denga motode rukyat. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Medan - Pemerintah Kota Medan menetapkan Observatorium Ilmu Falaq (OIF) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) sebagai pusat pengamatan hilal dalam penentuan awal Ramadan 1440 H karena dinilai memiliki fasilitas pemantauan berupa teropong sangat lengkap dan canggih.

Rektor UMSU Agussani di Medan, Rabu (8/5/2019), mengatakan penetapan OIF UMSU sebagai pusat pengamatan hilal bukan pertama kali dilakukan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan pengabdian masyarakat.

Berbagai peralatan pengamatan hilal yang cukup lengkap dan canggih yang ada di OIF UMSU menjadi pertimbangan dalam penetapan kegiatan yang merupakan salah satu metode penentuan awal Ramadan.

"Kegiatan ini sebenarnya juga menunjukkan kebersamaan bahwa UMSU dengan fasilitas yang ada mendukung proses penentuan awal Ramadan melalui pengamatan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Muhammadiyah sendiri melalui perhitungan atau hisab," katanya, dilansir Antara.

Rektor mengatakan, kepercayaan kepada UMSU sebagai pusat untuk pelaksanaan Ri'yatul Hilal atau pengamatan hilal oleh Pemkot Medan merupakan bentuk sinergi antara Pemkot Medan dengan UMSU.

"Posisi sebagai perguruan tinggi keberadaan OIF dengan berbagai fasilitas lengkap dan canggih memiliki nilai tinggi bagi Pemkot dan satu ikon bagi UMSU," katanya.

Wali Kota Medan Dzulmi Eldin menyatakan, penentuan awal Ramadan memang sangat beragam dengan beberapa metode yang tentunya diharapkan secara umum dan apa yang diinginkan saling mendukung karena memang dari satu metode dengan metode lain memiliki kelebihan dan kekurangan.

"Perbedaan tidak harus dipertentangkan tetapi harus dicari jalan keluar sesuai dengan peraturan yang ada," katanya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya