Liputan6.com, Yogyakarta - RSUP Dr Sardjito Yogyakarta menyatakan pasien suspect virus corona (Covid-19) yang meninggal dunia pada Kamis (5/3/2020), negatif virus corona (Covid-19) maupun Mers-CoV.
"Ada konfirmasi dari Balitbangkes bahwa keduanya (Mers-Cov dan COVID-19) negatif. Jadi ini bukan kasus Mers-CoV, yaitu flu unta, bukan pula kasus virus corona," kata Plh Direktur Utama RSUP Dr Sardjito dr Rukmono Shiswisanto saat jumpa pers di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta, Jumat (6/3/2020).
Rukmono menjelaskan bahwa pasien berusia 74 tahun itu sempat dirawat di ruang isolasi sejak 2 Maret 2020 Pukul 09.30 WIB, karena dugaan awal terjangkit virus corona. Pasien itu merupakan kiriman rujukan dari RSUD Yogyakarta.
Advertisement
Saat pertama masuk di RSUP Dr Sardjito, pasien yang memiliki riwayat perjalanan umrah tersebut mengalami sesak nafas, batuk dan demam. Rombongan umrah yang diikuti pasien ini sempat transit di Malaysia satu malam.
Baca Juga
Atas dasar itu, tim medis memasukkan pasien dalam kriteria pengawasan, apalagi ditambah adanya informasi bahwa pasien itu pernah masuk ke negara yang terdapat virus corona (Covid-19).
"Dalam pemeriksaan awal, tim medis mencurigai adanya virus Mers-Cov, namun tim medis tetap mewaspadai adanya kemungkinan terjangkit COVID-19," kata dia.
Selanjutnya, selama perawatan di rumah sakit, ternyata pada pasien itu ditemukan adanya radang paru yang perlu dilakukan pelacakan. Namun karena pasien memiliki riwayat perjalanan dari Arab Saudi dan transit di Malaysia, maka dilakukan pemeriksaan sesuai prosedur, termasuk pemeriksaan penunjang dengan mengirim sampel usap darah dan usap hidung ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes).
Namun, sebelum hasil laboratorium Balitbangkes keluar, pasien telah dinyatakan meninggal pada Kamis (5/3) pukul 11.30 WIB. Hasil lab pasien baru keluar pada hari yang sama pukul 19.30 WIB dengan hasil negatif, baik untuk MERS-CoV maupun COVID-19.
"Jadi sampai hari ini belum ada kasus positif corona virus (di RSUP Sardjito)," kata Rukmono.
Dokter Spesialis Pulmonologi RSUP Dr Sardjito Munawar Gani mengatakan bahwa berdasarkan hasil dari pemeriksaan dahak dan darah, pasien didiagnosis mengalami radang paru atau pneumonia yang disebabkan oleh bakteri klebsiella pneumoniae.
Menurut dia, beberapa hari terakhir kondisi klinis pasien semakin membaik, namun kemudian mengalami henti nafas secara mendadak yang disebabkan oleh jantung.
"Hasil pemeriksaan pasien pernah ada gangguan jantung. Proses seperti ini sangat berisiko untuk pemeriksaan seperti ini," kata dia.