Cara Dinkes Sulbar Antisipasi Kekurangan APD untuk Tim Medis

Cara itu diperbolehkan oleh Kementerian Keuangan

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 24 Mar 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2020, 11:00 WIB
Kantor Dinas Kesehatan Sulbar (Abdul Rajab Umar)
Kantor Dinas Kesehatan Sulbar (Abdul Rajab Umar)

Liputan6.com, Mamuju - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat (Dinkes Sulbar) berinisiatif menggunakan Dana Insentif Daerah (DID) senilai Rp1.065.000.000 untuk membeli 150 set Alat Pelindung Diri (APD). 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr Muhammad Alif Satria mengatakan pengadaan APD ini sifatnya insidentil. Apalagi Kementerian Keuangan sudah menyarankan daerah agar melakukan pergeseran anggaran sejak Covid-19 ini merebak.

"Kementerian keuangan yang menyarankan daerah melakukan pergeseran anggaran. Kalau tidak malah dianggap lalai," kata Alif, Senin (23/3/2020). 

Alif menjelaskan bahwa jumlah anggaran sebanyak itu dipersiapkan karena harga APD yang fluktuatif di pasaran. Selain itu, anggaran itu juga digunakan untuk membeli perangkat laboratorium. 

Meski hingga kini belum ada warga Sulbar yang positif terjangkit Virus Corona COVID-19, Alif menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan persiapan dan antisipasi. 

"Saat ini pasien dalam pengawasan cuma satu dan belum ada hasilnya. Balitbangkes menjanjikan satu minggu setelah pengambilan Swab, tetapi sekarang antrean semakin panjang. Itu bukan kuasa kita," ucap Alief.

APD itu akan digunakan untuk perawat dan pasien di RS rujukan RSUD Regional Sulbar. Tiap kabupaten juga mempersiapkan APD di daerah masing-masing. Persiapan lainnya, kata dia, secara bertahap mulai dilakukan pelatihan terhadap perawat di RSUD Sulbar pengambilan sampel Swab.

"Pelatihan pengambilan Swab 20 orang. Dokter paru juga kita siap. Perawat juga dilatih untuk teknis menangani pasien terduga korona," ujar Alief.

Direktur RSUD Regional Sulbar, dr Indahwati Nursyamsi mengatakan bahwa ruang isolasi sudah disiapkan sembari menunggu APD dari vendor tiba. Pihaknya juga menyiapkan ruangan di bekas tempat perawatan RSUD lama sebagai pusat karantina pasien Virus Corona Covid-19.

"Sudah dilakukan penyemprotan karena bekas tempat perawatan, dikhawatirkan ada kuman. Ruang perawatan RSUD lama ini akan dijadikan ruang isolasi," kata Indahwati.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan juga video pilihan berikut :

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya