Aksinya Bikin Geram Petani-Petani di Cilacap, Dasar Celeng

Menjelang musim kemarau, serangan celeng di Cilacap semakin parah dan berdampak lebih luas

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 28 Jun 2020, 03:00 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2020, 03:00 WIB
Warga Grantung, Karangmoncol, Purbalingga berhasil menangkap dua ekor celeng atau babi hutan dalam perburuan, Minggu, 8 September 2019. (Foto: Liputan6.com/Kominfo PBG/Muhamad Ridlo)
Warga Grantung, Karangmoncol, Purbalingga berhasil menangkap dua ekor celeng atau babi hutan dalam perburuan, Minggu, 8 September 2019. (Foto: Liputan6.com/Kominfo PBG/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Mata pria tua itu nanar. Dia geram melihat tanaman jagungnya rusak berat diserang kawanan celeng alias babi hutan, di kebunnya di Sarwadadi, Kawunganten, Cilacap.

Nama pria tua itu, Sugeng. Memang, dibandingkan petani lainnya, ia masih terhitung beruntung lantaran jagung yang diserang celang hanya kisaran sepertiga lahan.

Petani lainnya banyak yang gagal panen, lantaran seluruh tanamannya ludes diserang hewan yang lebih aktif pada malam hari ini.

Tetapi, upaya yang dilakukannya pun tak main-main. Nyaris tiap malam dia berjaga di gubuk. Karenanya, celeng takut masuk ke kebunnya.

"Kalau dijaga aman," katanya, beberapa waktu lalu.

Akan tetapi, adakalanya ia mesti pulang. Entah untuk suatu urusan penting, maupun sekadar melepas rindu dengan keluarga.

Celakanya, sepertinya kawanan celeng tahu tak ada orang yang berjaga. Maka, kawanan celeng menyerang kebun membabi buta.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Serangan Celeng Jelang Kemarau

Giliran Serangan Babi Hutan Tewaskan Warga Empat Lawang Sumsel
Salah satu perkebunan di Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Sugeng bilang, menjelang musim kemarau, serangan celeng di Cilacap semakin parah dan berdampak lebih luas. Celeng menyerang tiap jenis tanaman pangan, seperti ketela, jagung, dan berjenis kacang-kacangan.

Usia tanaman tak jadi pertimbangan. Tanaman muda hingga siap panen tetap diserang. Serangan lebih parah di wilayah yang berimpitan dengan hutan.

Sugeng sendiri menanam jagung dan pisang di lahan seluas 1,5 hektare. Pasalnya, dia kerap berjaga malam di gubuk untuk mengantisipasi serangan babi hutan.

“Kalau punya saya yang diserang sekitar sepertiga tanaman jagung,” ujarnya.

Menurut dia, banyak petani yang mengalami kerugian lebih besar, terutama yang enggan berjaga di kebunnya. Bahkan, ada yang seluruh tanamannya roboh lantaran diserang babi hutan. Akibatnya, banyak petani gagal panen.

Dia menduga serangan celeng ke lahan pertanian warga dipicu semakin langkanya makanan di hutan. Sebab, kebanyakan ladang yang diserang adalah lahan yang berimpitan dengan hutan. Serangan lebih parah di bagian yang berdekatan dengan semak belukar.

Sebenarnya sudah banyak pemburu babi hutan yang turun ke ladang. Akan tetapi, serangan tetap terjadi. Pasalnya, jumlah babi hutan yang berhasil ditangkap tak terlampau signifikan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya