Pro Kontra Izin Ekspor Benih Lobster di Pesisir Cilacap

Mereka yang setuju aturan ini merupakan nelayan yang mulai mempersiapkan peralatan menangkap [benih lobster

oleh Rudal Afgani Dirgantara diperbarui 16 Jul 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2020, 17:00 WIB
Udang tiger pun naik menjelang Imlek 2018. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Udang tiger pun naik menjelang Imlek 2018. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Pemerintah mencabut larangan ekspor benih lobster. Kebijakan ini menuai pro dan kontra di antara nelayan Cilacap.

Nelayan yang keberatan dengan pencabutan keputusan menteri Kelautan dan Perikanan tentang larangan ekspor benih lobster terdiri atas nelayan tanpa parahu. Mereka menangkap lobster kecil dengan berenang dan berjalan di batu karang.

Mereka beralasan penangkapan benih lobster mengancam ketersediaan lobster yang menjadi mata pencaharian mereka.

“Mereka khawatir sekarang saja lobster datangnya musiman, apalagi kalau benur ditangkap. Kalau benur ditangkap kami makan apa, penyampaian mereka begitu,” kata Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSl) Cilacap, Teuku Iskandar.

Sementara mereka yang setuju aturan ini merupakan nelayan yang mulai mempersiapkan peralatan menangkap benih lobster. Peralatan itu antara lain jaring, genset, dan lampu.

“Dari nelayan yang sudah mempersiapkan alat, baru sebagian kecil yang sudah mulai beroperasi karena pengaruh angin kencang,” ujar dia.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

1.200 Nelayan Penangkap Benih Lobster

Kantong berisi ribuan benih baby lobster disita polisi dari penyelundup dengan tujuan Malaysia.
Kantong berisi ribuan benih baby lobster disita polisi dari penyelundup dengan tujuan Malaysia. (Liputan6.com/M Syukur)

Benur tangkapan nelayan biasanya akan diambil pengepul lokal Cilacap. Ada 10 pengepul yang biasanya membeli benih tangkapan nelayan.

Benih dijual satuan. Per ekor, benur dihargai Rp9.000 untuk jenis lobster pasir. Sementara jenis mutiara Rp20 ribu per ekor di nelayan.

“Ukuran benih lobster sebesar sedotan air minum kemasan dengan panjang maksimal dua sentimeter,” kata dia.

Dinas Perikanan meminta pengepul dan nelayan membentuk kelompok. Dari data dinas, sudah ada 1.200 orang yang mendaftar menjadi nelayan penangkap lobster.

Mereka kemudian dikelompokan menjadi 21 kelompok nelayan. Maksimal kisaran 100 orang nelayan lobster kecil.

 

Pencabutan Larangan Ekspor Benur Terburu-buru?

Penyelundupan Belasan Ribu Ekor Lobster ke Singapore Digagalkan di Bandara Palembang
Belasan ribu ekor benih Lobster yang ditemukan di Bandara Udara Internasional SMB II Palembang, sudah dilepaskan di perairan Lampung (Dok. Humas Bea Cukai Palembang / Nefri Inge)

Teuku menyayangkan pencabutan larangan ekspor benur. Kebijakan ini dinilai terlalu terburu-buru dan tidak mempertimbangkan dampak jangka panjang.

Di sisi lain ia menyadari kran ekspor benur akan mendatangkan devisa Negara. Namun demikian kebijakan telah ditetapkan alias diketok palu.

Karenanya, nelayan Cilacap tak boleh hanya menjadi penonton. Karena itu, HNSI meminta kuota ekspor khusus untuk para nelayan Cilacap.

Pemasok dari luar Cilacap diminimalisasi agar benih lobster menyejahterakan nelayan lokal. Nelayan Cilacap juga perlu belajar bagaimana menangkap benih lobster kepada nelayan daerah lain.

“Kami mengajukan menjadi nelayan penangkap benih lobster, agar diberi kuota. Dari perusahaan mengeluarkan kartu penangkap benih lobster,” tutur dia.

Dengan ribuan jumlah nelayan yang mendaftar, kelestarian benur bisa terancam. Sebab itu, penangkapan benur harus sesuai aturan.

Sebagai contoh ketika menangkap lobster yang sedang bertelur, maka nelayan harus melepas kembali ke laut.

“Yang perlu diupayakan bagaimana benur tetap bisa ditangkap tapi lobster tetap jalan,” dia menjelaskan.

 

Ekspor Lobster ke China

Lobster dan udang Tiger hasil tangkapan nelayan. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Lobster dan udang Tiger hasil tangkapan nelayan. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Tujuan utama ekspor lobster Indonesia adalah China. Harga lobster pasir ukuran 100 gram per ekor per kilogram mencapai Rp200 ribu.

Sementara untuk jenis mutiara ukuran 500 gram hingga satu kilogram per ekor mencapai Rp600 ribu per kilogram. Karena pandemi, harga lobster kini merosot.

“Biasanya Rp800 hingga Rp900 ribu, sekarang Rp600 ribu. Market utama di China, sementara China lagi lockdown maka harga turun,” kata dia.

Menangkap benur tidak sama dengan menangkap ikan. Jika menangkap ikan dilakukan dengan menebar jala, maka ketika menangkap benur dengan membuat tempat berlindung dari jaring.

Caranya jaring ditumpuk dan diikat. Tumpukan jaring membuat mata jaring semakin rapat dan menjadi tempat berlindung benur.

Saat benur yang berlindung semakin banyak, nelayan mengangkat jarring yang sudah penuh dengan benur.

"Penangkapan benih lobster biasanya dilakukan malam hari," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya