Pemprov Sulut Gandeng Garuda Indonesia Tingkatkan Ekspor dari Indonesia Timur

Fatoni menyatakan optimistis dibukanya jalur penerbangan langsung Manado ke Tokyo Narita akan berdampak positif bagi sektor perekonomian Sulut dan daerah sekitarnya.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 03 Okt 2020, 01:00 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2020, 01:00 WIB
PT Garuda Indonesia telah membuka jalur penerbangan langsung dari Manado ke Narita Jepang.
PT Garuda Indonesia telah membuka jalur penerbangan langsung dari Manado ke Narita Jepang.

Liputan6.com, Manado - Pjs Gubernur Sulut Agus Fatoni mengaku optimistis Sulut bisa menjadi gerbang ekspor dari kawasan Indonesia Timur. Ini disampaikan Fatoni saat mengikuti business meeting virtual yang mengusung tema "Meningkatkan Ekspor Dari Indonesia Timur Melalui Penerbangan Langsung Kargo Garuda Indonesia Dari Manado Ke Narita, Jepang" di ruang kerja Gubernur Sulut, Kamis (1/10/2020).

Kegiatan business meeting virtual yang diprakarsai oleh Garuda Indonesia ini dihadiri Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dan Wakil Duta Besar/kuasa usaha Ad Interim KBRI Tokyo Tri Purnajaya.

Fatoni menyatakan optimis dibukanya jalur penerbangan langsung Manado ke Tokyo Narita akan berdampak positif bagi sektor perekonomian Sulut dan daerah sekitarnya.

“Harapan kami dengan dibukanya jalur penerbangan langsung Manado ke Narita Jepang dan dilengkapi dengan business meeting hari ini akan memberikan dampak yang baik dan positif bagi Sulut,” ujarnya.

Dampaknya terutama pada semakin giatnya pengembangan sektor kelautan dan perikanan serta sektor strategis lainnya termasuk sektor pariwisata. Sebelumnya, PT Garuda Indonesia telah membuka jalur penerbangan langsung dari Manado ke Narita Jepang.

“Semoga apa yang menjadi harapan kita semua untuk mendorong peningkatan ekonomi daerah Sulut Utara dan daerah-daerah lainnya termasuk ekonomi Indonesia melalui sektor kelautan dan perikanan,” ujarnya.

Diketahui, penerbangan kargo secara langsung dari Manado ke Jepang merupakan langkah nyata pemerintah untuk bersinergi dengan industri pengolahan, stakeholder, instansi vertikal serta maskapai penerbangan. Dengan dibukanya penerbangan ini distribusi berbagai komoditas baik hasil perikanan dan komoditi lainnya dari Sulut ke negara tujuan dilakukan secara langsung.

Sebelumnya, hasil perikanan Sulut harus melalui Jakarta atau Bali yang memakan waktu dan biaya lebih besar.

Simak juga video pilihan berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya