Liputan6.com, Padang - Kapolresta Padang AKBP Imran Amir mengungkap puluhan remaja yang melakukan aksi ricuh di DPRD Sumbar yang melempari petugas dengan batu dan membawa senjata tajam diduga dibayar oknum tidak bertanggungjawab.
"Kami terus dalami persoalan ini untuk menemukan aktor intelektualnya," kata dia di Padang, Jumat.
Setelah melakukan pemeriksaan terhadap 84 remaja saat unjuk rasa atau demonstrasi di DPRD Sumbar pada Kamis (8/10) ditemukan mereka semua adalah pelajar dan pengangguran.
Advertisement
Baca Juga
Mereka berasal dari luar Kota Padang seperti Padang Pariaman, Dharmasraya dan lainnya.
Ia mengatakan remaja itu dibayar Rp50 ribu per orang dan diberi makan oleh oknum tersebut dan mereka memang dikondisikan untuk membuat ricuh atau chaos.
"Aksi mereka ini terkoordinir dengan baik dan kita akan kejar aktor intelektualnya," kata dia, dikutip Antara.
Pada hari ini pihaknya mengamankan sebanyak 87 remaja di sekitar DPRD Sumatera Barat yang akan menjadi lokasi unjuk rasa Kamisan yang menolak UU Cipta Kerja pada Jumat siang.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Disusupi Provokator
Ia mengatakan aksi unjuk rasa ini banyak disusupi provokator yang ingin membuat ricuh suasana.
"Puncaknya pada hari ini dan kita lakukan patroli penyisiran dan ditemukan remaja yang berada di sekitar lokasi aksi," kata dia.
Ia mengatakan puluhan remaja tersebut ditemukan oleh petugas bukan mahasiswa namun pelajar dan juga pengangguran.
Bahkan ada juga yang membawa kelewang dan bertujuan untuk menganiaya masyarakat dan petugas kepolisian yang mengawal aksi.
"Seluruhnya dibawa ke Polresta Padang untuk dilakukan pemeriksaan selanjutnya," kata dia.
Sementara itu 84 remaja yang diamankan dalam aksi unjuk rasa pada Kamis (8/10) saat ini sebagian sudah dipulangkan setelah pihaknya berkomunikasi dengan sekolah dan orang tua para remaja
"Untuk yang terkait dengan tindak pidana maka kita akan proses sesuai aturan," kata dia
Advertisement