Jurus Pedagang Kopi di Makassar Persempit Ruang Gerak Pandemi Covid-19

Selain menyampaikan imbauan penggunaan masker, Papa Dio si pedagang kopi di Kawasan Kuliner Kanre Rong, Makassar buat westafel unik hasil kerajinan tangan sendiri.

oleh Eka Hakim diperbarui 17 Nov 2020, 04:00 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2020, 04:00 WIB
Westafel unik hasil kerajinan tangan Papa Dio si pedagang kopi di Makassar digunakan warga membersihkan tangan akan kemungkinan terkena virus covid-19 (Liputan6.com/ Eka Hakim)
Westafel unik hasil kerajinan tangan Papa Dio si pedagang kopi di Makassar digunakan warga membersihkan tangan akan kemungkinan terkena virus covid-19 (Liputan6.com/ Eka Hakim)

Liputan6.com, Makassar - Selama pandemi virus covid-19 belum berlalu, maka selama itu masyarakat juga masih terus diimbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan demi kesehatan bersama.

Di Makassar, misalnya, pemerintah cukup terbantu dengan peran aktif masyarakatnya yang sejak awal memang sadar akan bahaya dampak pandemi covid-19 yang begitu mudah menular.

Papa Dio sapaan akrab pedagang kopi yang berada di Kawasan Kuliner Kanre Rong Makassar, selalu mengimbau kepada pengunjungnya agar tetap mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan menjaga jarak ketika bersantai menikmati seduhan kopi buatannya.

Ia bahkan rela mengeluarkan ongkos sendiri untuk membuat westafel atau tempat pencucian tangan unik bagi pengunjungnya agar terhindar dari penularan virus covid-19.

"Yah namanya kita ini harus saling menjaga. Westafel yang saya buat dari hasil kerajinan tangan sendiri ini bisa dipakai umum kok," ucap Papa Dio kepada Liputan6.com, Senin (16/11/2020).

Ia mengungkapkan hikmah di balik pandemi covid-19 yang berlangsung sejak bulan April 2020 itu, hampir semua masyarakat mulai sadar dengan pentingnya menjaga kebersihan dan hidup sehat.

"Harus diakui bahwa selama pandemi covid-19 berlangsung, prilaku kita lumayan berubah. Mulai bersih-bersih tubuh hingga atur pola makan dan rajin berolahraga. Semuanya, mulai rutin dijalankan oleh sebagian orang yang memang sadar akan hal itu," terang Papa Dio.

Meski di sisi lain, ia juga menyadari dampak negatif pandemi covid-19, selain di awal-awal ia merasa resah, juga berdampak pada sektor keuangan keluarganya.

Hampir beberapa bulan tepatnya saat kebijakan beraktivitas di rumah diterapkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar. Di situ, Papa Dio sempat galau dengan keadaan keuangannya.

"Iya di rumah saja tak ada aktivitas yang menghasilkan. Mau buka jualan pun tak ada pengunjung karena memang aktivitas masyarakat dibatasi untuk keluar rumah saat itu. Tapi puji Tuhan semuanya perlahan normal saat kebijakan dicabut," ungkap Papa Dio.

Meski pemerintah telah memberikan keleluasaan hidup normal kembali dalam arti masyarakat sudah bisa bebas beraktivitas. Namun, bukan berarti harus mengabaikan protokol kesehatan pencegahan penularan virus covid-19 yang setiap saat masih meneror.

"Saya kira imbauan pemerintah itu harus kita patuhi karena demi kebaikan kita bersama. Sambil kita jangan lupa terus semangat dan berdoa agar pandemi covid-19 ini bisa segera berlalu," Papa Dio menandaskan.

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya