Termasuk Jalan Tikus, 158 Pos Penyekatan di Jabar Bakal Halau Pemudik

Sebanyak 158 pos penyekatan mudik lebaran sudah disiapkan di perbatasan jalan tol dan arteri Jawa Barat.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 06 Mei 2021, 03:00 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2021, 03:00 WIB
Penyekatan Mudik
Personel gabungan memeriksa kendaraan yang keluar dari Gerbang Tol Cileunyi, Kabupaten Bandung, Sabtu (24/4/2021). Polresta Bandung mengarahkan kendaraan yang tidak melengkapi dokumen persyaratan perjalanan selama larangan mudik 2021. (Foto: Dok TMC Polresta Bandung)

Liputan6.com, Bandung - Sebanyak 158 pos penyekatan mudik lebaran sudah disiapkan di perbatasan jalan tol dan arteri Jawa Barat. Para petugas akan mencegah masuknya pelaku perjalanan lintas batas wilayah yang nekat mudik pada 6-17 Mei 2021.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, petugas yang terdiri dari unsur kepolisian, TNI, dan perangkat daerah, sudah menyiapkan skema penyekatan secara komprehensif.

“Penyekatan di Jabar itu terus dilakukan. Ada 158 titik penyekatan termasuk jalan-jalan tikus, dan juga sudah diatur sedemikian rupa oleh tim TNI/Polri,” kata Ridwan di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (5/5/2021).

Selain menjadi daerah tujuan mudik, Jabar menjadi titik pertama masuk warga DKI Jakarta maupun Banten menuju ke arah Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim).

Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil meminta petugas bersiaga 24 jam untuk mencegah pemudik selama masa peniadaan mudik. Supaya penyekatan berjalan optimal, ia menyarankan untuk disusun jadwal sif.

“Karena ada perbincangan di media sosial, para pemudik curi-curi waktu ketika penjaga tengah beristirahat. Jadi harus dibagi dalam 3 sif dalam 24 jam," ujarnya.

Guna mencegah penularan Covid-19, terutama di daerah tujuan mudik, Emil meminta pemerintah desa dan kelurahan menyiapkan tempat karantina bagi pemudik, baik lintas provinsi maupun kabupaten/kota.

“Kepala desa, RT/RW sudah menyiapkan ruang-ruang karantina untuk memastikan orang yang datang itu bisa dikarantina selama lima hari di tempat masing-masing,” ucapnya.

Dia berharap penyekatan dan kebijakan karantina bagi pemudik dapat mengurangi mobilitas masyarakat saat Idulfitri.

“Karena dalam teorinya, masih ada kelompok orang sekitar 7 persen yang tetap memaksa mudik. Saya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memaksa melakukan mudik. Karena punya potensi membawa keterpaparan kepada orang tua kita yang usianya sepuh dan belum sempat divaksin,” ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya