Liputan6.com, Gunungkidul - Penyebaran Covid-19 di Gunungkidul mengganas. Pada Selasa (29/6/2021) tercatat dalam laporan harian Dinas Kesehatan terdapat penambahan 276 pasien sehingga total ada 6.184 pasien positif. Kondisi ini diperparah dengan penuhnya fasilitas kesehatan di Gunungkidul.
Ketua DPRD Gunungkidul, Endah Subekti menambahkan bahwa pihaknya telah kehilangan kader terbaik PDIP Gunungkidul yang menjadi anggota DPRD Provinsi. Anggota DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan, Wahyu Pradana Ade Putra, meninggal dunia usai berjuang melawan Covid-19 di RSUD Saptosari. Hal ini membuktikan bahwa Covid-19 benar-benar berbahaya.
Baca Juga
Saat dihubungi Liputan6.com, Endah menyampaikan bahwa Covid-19 ini benar dan nyata dan penyebarannya sekarang tidak terkendali. Bahkan, bukan hanya warga yang merasakan, tetapi pejabat publik pun merasa bingung dengan peristiwa yang terjadi sekarang ini.
Advertisement
"Kita sebenarnya bingung harus bagaimana menyadarkan masyarakat, ini bukan main-main," ujar Endah melalui telepon.
Endah menceritakan terkait kader PDIP yang meninggal menjadi contoh nyata bahwa Covid-19 menyerang tidak memandang miskin dan kaya. Juga tidak memilih akan menularkan ke siapa saja.
"Kita sudah benar-benar kewalahan menyaksikan yang luar biasa ini, sedangkan kita juga bisa membuat kebijakan yang mengampu semua orang," ucapnya.
Penanganan Covid-19 sendiri tidak akan maksimal jika hanya dibebankan pada tenaga kesehatan. Di Kabupaten Gunungkidul sendiri jumlah nakes terbatas, sementara pasien Covid-19 terus meningkat. Seharusnya, langkah tegas harus dilakukan agar tidak memakan korban lagi.
"Sudah cukup bukti bahwa corona ini banyak memakan korban, jadi semua harus sadar untuk menjaga diri dan lingkungan," tegasnya.
Endah pun menyayangkan kepada warga masyarakat yang masih abai protokol kesehatan. Penerapan prokes hanya ketika ada petugas, bukan mendisiplinkan diri untuk keselamatan dan lingkungan.
"Saya berharap untuk saling menjaga satu sama lain, karena ini adalah wabah yang harus kita hadapi bersama," tuturnya.
Terpisah, Direktur RSUD Saptosari, Dr Eko Darmawan menegaskan bahwa tenaga kesehatan di Gunugkidul terbatas, itu pun berkurang karena ada beberapa yang terinfeksi Covid-19. Ini menjadi kendala yang dihadapi petugas kesehatan.
"Tidak seimbang di mana pasien bertambah, namun tenaga kesehatan berkurang," tuturnya.
Eko menjelaskan bahwa ketersediaan ruang perawatan untuk pasien Covid-19 di Gunungkidul nyaris penuh, sehingga perlu adanya langkah antisipasi yang cepat dilakukan agar semua pasien dapat ditangani.
"Untuk langkah lebih diperlukan penambahan tenaga kesehatan maupun relawan, juga fasilitas ruang perawatan," katanya.
Di RSUD Saptsosari masih ada ruang kosong yang dapat digunakan sebagai ruang perawatan. Tinggal membuat sekat dan fasilitas lainnya, juga menambah tenaga kesehatan.
"Ya tinggal diberikan sekat dan fasilitas Kesehatan seperti oksigen, yang paling utama adalah tenaga kesehatan," Eko menandaskan.