Liputan6.com, Palembang - Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang Sumatera Selatan (Sumsel), menjadi salah satu rumah sakit (RS) rujukan pasien COVID-19 terbanyak di Sumsel.
Untuk memantau sejauh mana penyebaran COVID-19 di RSMH Palembang, pihak managemen melakukan swab untuk seluruh karyawannya dengan total sekitar 3.000-an orang.
Direktur Utama (Dirut) RSMH Palembang Bambang Eko Sunaryanto mengatakan, swab test dilakukan secara bertahap, karena keterbatasan alat pemeriksaan.
Advertisement
Baca Juga
Dalam 3-4 hari terakhir, pihak RSMH Palembang sudah melakukan swab tes ke 700 orang karyawannya. Ternyata, hasilnya cukup mencengangkan. Ada puluhan orang karyawan RSMH Palembang yang terpapar COVID-19.
“Positif swab tidak begitu tinggi, tak sampai 10 persen (dari 700 orang). Hanya sekitar 50 orang yang positif COVID-19,” ucapnya, Kamis (10/2/2022).
Dia mengatakan, puluhan karyawan RSMH Palembang yang positif COVID-19 tersebut, diduga probable Omicron, namun belum dipastikan positif Omicron.
Untuk mengetahui probable Omicron, lanjut Bambang, harus menjalani pemeriksaan S-Gene Target Failure (STGF). Jika hasilnya positif, baru masuk kategori probable Omicron, atau diduga Omicron.
“Kita tidak bisa memeriksa (Omicron), harus di Litbangkes Jakarta. Hasilnya juga baru keluar setelah 1-2 minggu. Diperiksa memakai alat Whole Genome Sequencing (GWS),” kata Dirut RSMH Palembang tersebut.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Gejala Ringan
Namun dia memastikan, 50 orang karyawannya tersebut termasuk Orang Tanpa Gejala (OTG) dan gejala ringan. Para karyawan RSMH Palembang yang positif COVID-19 tersebut, diakuinya hanya membutuhkan istirahat yang cukup, isolasi mandiri (isoman) di rumah dan mengkonsumsi vitamin serta asupan bergizi.
Untuk karyawan yang positif COVID-19, hampir tidak ada yang dirawat di RSMH Palembang. Semua karyawannya melakukan isoman di rumah masing-masing. Sehingga fasilitas isoman COVID-19 di RS belum terisi, dengan gejala ringan.
“Ada juga pasien yang dirawat inap, diduga Omicron, lebih banyak dikarenakan kormobit. Seperti jantung, hipertensi, gagal ginjal, lever, kanker, stroke dan lainnya,” ucapnya.
Advertisement
WFH
Puluhan karyawan yang positif COVID-19 tersebut, terdiri dari 5 orang dokter, perawat dan paling banyak disumbangkan dari karyawan non-medis, seperti bidang administrasi.
Bambang meyakini, puluhan karyawannya tersebut terpapar COVID-19 kebanyakan terpapar virus tersebut di luar rumah sakit.
“Sementara ini, jika positif COVID-19, harus Work From Home (WFH). Tapi selama ini yang kita pantau, yang positif pun antara OTG dan gejala ringan,” ujarnya.