Jabar Kerahkan Petugas untuk Periksa Kesehatan Hewan Kurban

Pelepasan pemeriksa kesehatan hewan kurban tersebut bertujuan agar masyarakat dapat lebih tenang dalam membeli hewan, khususnya kurban pada saat jelang Idul Adha.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 25 Jun 2022, 00:00 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2022, 00:00 WIB
Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melepas sebanyak 1.784 pemeriksa kesehatan hewan jelang Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah di Gedung Sate, Kamis (23/6/2022). (Foto: Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melepas sebanyak 1.784 pemeriksa kesehatan hewan jelang Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah. Ribuan petugas dari berbagai instansi dan universitas itu dikerahkan untuk melakukan pengawasan dan pemberian fasilitas kesehatan kepada peternak dan penjual hewan kurban.

Emil, sapaan Ridwan Kamil mengatakan, pelepasan pemeriksa kesehatan hewan kurban tersebut bertujuan agar masyarakat dapat lebih tenang dalam membeli hewan, khususnya kurban pada saat jelang Idul Adha.

"Hari ini kita mulai melepas pemeriksa hewan kurban ke seluruh Jawa Barat untuk memastikan bahwa nanti saat pelaksanaan (Idul Adha) tidak ada hewan-hewan sakit, hewan-hewan tidak laik yang akan dipotong sebagai hewan kurban," kata pria yang akrab Emil itu di Gedung Sate, Kamis (23/6/2022).

Adapun petugas yang akan memeriksa kesehatan hewan kurban ini terdiri dari masyarakat umum, relawan, dokter hewan, mahasiswa fakultas kedokteran hewan, dan unsur lainnya.

Terkait kebutuhan hewan kurban di Jabar, Emil menyebut totalnya sekitar 804 ribu hewan kurban. Adapun jumlah kebutuhan hewan kurban di Jabar, yakni 96.500 sapi, 2.600 kerbau, 609.000 domba, dan 95.000 kambing.

"Semua bekerja sama dalam satu tim memastikan kurang lebih 800 ribuan hewan kurban yang tahun ini ditargetkan dan akan dipotong tentunya berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan," ucap Emil.

Lebih lanjut Emil mengatakan, tim pemeriksa juga ditujukan untuk memastikan bahwa hewan yang akan diperjualbelikan oleh para peternak bebas dari wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Pemberian vaksin anti PMK terhadap sapi perah, kata dia, terus berjalan.

"Sambil itu berjalan, proses penanggulangan penyakit mulut dan kuku terus dilakukan termasuk setiap hari kita memvaksin hewan-hewan yang sehat dan mengobati hewan-hewan yang sakit oleh PMK. Sudah 40 persen lebih hewan-hewan itu sembuh dan tingkat kesembuhannya juga naik," tuturnya.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Dosis Vaksin PMK Belum Ideal

Sudah 8 Ribu Kasus PMK di Ngantang Malang, 500 Dosis Vaksin Didistribusikan
Tim kesehatan hewan menyuntikkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) ke sapi perah milik peternak di Kecamatan Ngantang, Malang. Sampai dengan Rabu, 22 Juni 2022, di wilayah ini ada lebih dari 8 ribu ekor sapi terjangkit PMK (Foto : KUD Sumber Makmur Ngantang)  

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat Mohammad Arifin Soedjayana menuturkan, ketersediaan vaksin di Jabar sendiri kini telah tersedia sebanyak 120 ribu dosis. Vaksin anti PMK tersebut nantinya akan didistribusikan ke seluruh kabupaten dan kota melalui tim pemeriksa.

“Kita akan distribusi hari ini ke kabupaten/kota dan kita akan rapat, kemudian kita distribusikan mulai besok mereka harus sudah vaksinasi,” katanya.

Namun, untuk jumlah vaksin yang saat ini telah diberikan oleh pemerintah pusat, Arifin mengaku masih belum ideal dibandingkan dari populasi hewan ternak di Jabar.

“Sebenarnya kalau populasi kita meminta itu di angka 600 ribu untuk satu kali vaksin ke semua hewan. Tapi sekarang kita baru dikasih 120 ribu dan itu katanya akan datang 3 juta dari kementerian melakukan impor dari luar. Jadi, kalau total tiga kali (pemberian vaksin) untuk kebutuhan kita sampai saat ini harusnya 1,8 juta vaksin,” tutur Arifin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya