Liputan6.com, Gorontalo - Bosan dengan olahan daging kurban yang itu-itu saja? Tak perlu ragu untuk mencoba olahan kuliner yang satu ini, namanya sate rica bawang.
Kuliner yang satu ini merupakan olahan makanan khas Gorontalo dan biasa dijumpai saat Hari Raya Idul Adha di daerah yang dikenal dengan sebutan serambi madinah itu.
Advertisement
Baca Juga
Bahan utama satai ini tentu menggunakan daging sapi dan kambing. Tusukan daging kurban lalu dibubuhi perasan jeruk nipis dan garam, lalu dibakar di atas bara api menyala.
Setelah matang, kemudian satai disajikan dengan siraman cabe rawit jenis samia dengan rasa pedas. Sambal ini dikenal dengan sambal rica bawang yang pengolahanya pun cukup sederhana sederhana.
Cara membuat sambal rica bawang ini juga cukup mudah. Pertama, siapkan cabai rawit jenis samua sesuai kebutuhan, kemudian dihaluskan. Setelah halus, cabai rawit ditambahkan dengan irisan bawang merah yang kemudian ditambahkan garam dan sedikit micin.
Tak hanya sampai di situ, cabai rawit yang sudah selesai diolah tadi kemudian disiram dengan minyak kelapa tradisional atau orang lokal menyebutnya minyak kampung.
Sebelum disiram, itu minyak itu terlebih dahulu dipanaskan. Setelah disiram, diamkan selama 5 menit hingga dingin, kemudian sate rica bawang siap disajikan.
"Kalau di Gorontalo sate rica bawang memang melegenda, apalagi saat hari raya kurban," kata Nana Monoarfa kepada Liputan6.com.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Cita Rasa Gurih
Menurut Nana, sate rica bawang berbeda dengan sate pada umumnya. Rasa pedas yang dipadukan dengan cita rasa yang gurih menjadi unggulan olahan daging ini.
"Kalau satai pada umumnya, terdapat rasa manis dan pedas, tetapi kalau rica bawang sensasi pedas dan rasa daging yang enak," tuturnya.
"Kalau di daerah Purwakarta ada yang dikenal dengan sate maranggi, di Gorontalo ada satai rica bawang dengan sensasi pedas," ia menandaskan.
Advertisement