Liputan6.com, Gorontalo - Maraknya fenomena kasus bunuh diri yang akhir-akhir ini terjadi di Provinsi Gorontalo, membuat Pemerintah Gorontalo resah. Sebab, sudah tiga kali kasus bunuh diri yang terjadi selama sebulan terakhir. Melihat situasi ini Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya mengajak seluruh stakeholder di Gorontalo guna mencari solusi dari masalah ini. Terlebih fenomena ini banyak terjadi dikalangan kaum wanita dengan umur di bawah 25 tahun.
Baca Juga
Advertisement
“Jujur ini sangat mengkhawatirkan, mari kita lakukan pembinaan terhadap anak-anak kita,” kata Ismail Kamis, (15/6/2023).
Fenomena bunuh diri ini tentunya harus bisa menggerakkan semua pihak untuk turut membantu menekan kasus tersebut. Dirinya akan mengajak seluruh Forkopimda termasuk bupati wali kota untuk duduk bersama menseriusi masalah ini.
Pemerintah harus bisa mencari solusi secepat mungkin apa yang harus dilakukan, terlebih kasus ini banyak terjadi pada generasi muda, yang seharusnya bisa jadi generasi penerus pembangunan Provinsi Gorontalo di masa akan datang.
“Mungkin karena tidak ada aktivitas, tidak ada olahraga, kesenian, jadi merasa kesepian, putus asa dan lain-lain," katanya
"Intinya kita butuh semua pihak, karena kalau dari segi pendidikan yang SD dan SMP kewenangannya ada pada pak wali kota dan bupati. Sedangkan tingkat SMA itu ada di pemerintah Provinsi," imbuhnya
"Jadi nanti bersama teman-teman Forkopimda kita harus cari solusinya, sekaligus mari kita hidupkan lagi olahraga di masyarakat,” ia menandaskan.
Sebelumnya tiga kasus bunuh diri di Gorontalo terjadi dalam sebulan terakhir. Diantaranya kasus gantung diri seorang mahasiswa, kemudian karyawati minimarket dan yang terakhir, siswi SMP yang juga mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
Kasus bunuh diri yang menimpa mahasiswa diduga karena persoalan asmara. Kemudian kasus bunuh diri karyawati minimarket bunuh diri lantaran tertipu utang pinjaman online. Sementara siswi SMP bunuh diri diduga kuat karena tekanan hidup.