Komitmen Prudential Meningkatkan SDM dan Ketahanan Finansial Warga

Prudential Indonesia juga mengakui pentingnya memiliki SDM dengan latar belakang bidang kesehatan dalam industri asuransi jiwa.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Agu 2023, 16:27 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2023, 23:19 WIB
Michellina L. Triwardhany, Presiden Direktur Prudential Indonesia (kiri ketiga) menjadi pembicara dalam acara Global Human Capital Summit 2023. (Liputan6.com/ ist)
Michellina L. Triwardhany, Presiden Direktur Prudential Indonesia (kiri ketiga) menjadi pembicara dalam acara Global Human Capital Summit 2023. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 telah memberikan pelajaran penting kepada masyarakat akan pentingnya persiapan perlindungan kesehatan dan finansial. Tidak hanya itu, risiko terjadinya penyakit kritis pun meningkat pasca pandemi.

Data dari Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menunjukkan peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus penyakit katastropik seperti jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, dan lainnya di Indonesia pada tahun 2022. Oleh karena itu, peningkatan layanan kesehatan yang memadai sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Keterbatasan jumlah tenaga medis, termasuk dokter, juga menjadi fokus dalam upaya meningkatkan layanan kesehatan. Saat ini, rasio dokter per penduduk di Indonesia masih di bawah standar WHO, yaitu hanya 0,47 dokter per 1.000 penduduk.

Oleh sebab itu PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) kembali memperkuat komitmennya dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM) unggul dan ketahanan finansial masyarakat Indonesia.

Prudential Indonesia juga mengakui pentingnya memiliki SDM dengan latar belakang bidang kesehatan dalam industri asuransi jiwa. Hingga Agustus 2023, Prudential Indonesia telah mendukung 176 staf dengan latar belakang pendidikan di bidang kesehatan, mulai dari dokter, perawat, hingga tenaga kesehatan masyarakat.

Tujuannya adalah untuk memberikan dukungan kepada lebih banyak keluarga di Indonesia guna meningkatkan kualitas hidup mereka. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya perlindungan kesehatan dan stabilitas finansial.

Dalam rangka mendukung pengembangan SDM ini, Prudential Indonesia turut serta dalam acara Global Human Capital Summit 2023 dengan tema "Shaping Talent of the Future for Resilience and Innovation of ASEAN." Acara ini diadakan oleh Global Indonesia Professionals' Association (GIPA) dan mengedepankan isu-isu terkait kesehatan.

Presiden Direktur Prudential Indonesia, Michellina L. Triwardhany (Dhany) menjelaskan pengembangan SDM yang unggul tentunya didukung oleh sistem kesehatan yang prima dan stabilitas keuangan yang kokoh, sehingga setiap individu akan selalu siap untuk menghadapi tantangan dan perubahan yang cepat.

"Di sinilah industri asuransi jiwa berperan penting mendukung pengembangan SDM melalui ragam inovasi produk dan layanan guna memberikan perlindungan baik jiwa, kesehatan dan stabilitas keuangan," ujarnya.

Selain itu, kekurangan SDM dengan latar belakang aktuaria di industri asuransi juga menjadi perhatian. Sebagai respons, Prudential Indonesia telah mengembangkan Actuarial Development Program yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi dan karir para aktuaris lokal di Indonesia. Program ini memberikan bantuan studi dan pelatihan kepada lulusan Matematika/Statistik yang bergabung, sehingga mereka dapat meraih sertifikasi sebagai aktuaris kompeten.

Prudential Indonesia juga menerapkan program mentoring dan rotasi pekerjaan untuk memastikan para aktuaris memiliki pengalaman yang relevan dengan kompetensinya. Hingga saat ini, sudah terdapat 71 aktuaris yang terlibat dalam tim Actuarial dan Pricing di Prudential Indonesia.

Menurutnya literasi keuangan dan literasi asuransi sangat penting dalam meningkatkan kesadaran akan perlindungan kesehatan dan finansial. Prudential Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan penetrasi dan inklusi asuransi melalui program Community Investment.

Salah satu inisiatifnya adalah Kurikulum Cha Ching, yang memberikan edukasi keuangan kepada anak-anak usia 7-12 tahun untuk membuat keputusan finansial yang cerdas sejak dini.

"Lebih dari 470.000 murid dan 15.000 guru dari 8 provinsi dan 15 kota di Indonesia telah mengambil manfaat dari kurikulum ini sejak diperkenalkan pada tahun 2017," jelasnya.

 

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya