Liputan6.com, Serang - Kegiatan Wali kota Serang, Syafrudin, tengah jadi sorotan. Lantaran Syafrudin diduga kuat mengkampanyekan putranya, Sandy Bela Sakti, sebagai Bacaleg DPRD Banten Dapil Kota Serang dari Partai PAN.
Syafrudin mengaku hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar dilakukan. Karena ada undangan dari masyarakat Kota Serang, Banten.
Advertisement
Baca Juga
"Saya kira, itu sah sah saja, kami kan mengajak diluar jam kerja, kemudian ada undangan dari masyarakat. Tidak semena-mena saya hadirkan tanpa ada undangan masyarakat," ujar Syafrudin, Walikota Serang, Rabu, (11/10/2023).
Bapak dan anak itu hadir di acara Maulid Nabi Muhammad SAW di sejumlah lokasi di Kota Serang. Ketua DPW PAN Banten tersebut mengaku akan terus mengendorse Sandy Bela Sakti ke masyarakat, jika tidak menyalahi aturan manapun.
"Tidak akan dilakukan lagi sepanjang itu menyalahi aturan. Kalau tidak menyalahi aturan, ya terus, namanya juga warga endorse," jelasnya.
Etika Politik
Wali kota Serang yang mengendorse putranya, Sandy Bela Sakti, sebagai Bacaleg DPRD Banten dari Partai PAN, mendapat sorotan dari pengamat politik dari Kota Serang.
Menurutnya, Syafrudin harus bisa memisahkan tugas seorang kepala daerah dengan kewajiban selaku orang tua. Sehingga, tidak terjadi tumpang tindih kepentingan.
"Wali Kota Serang seharusnya bisa memisahkan peran dirinya sebagai pejabat publik, dengan pribadinya sebagai ayah. Secara etika politik itu perlu dikoreksi, justru dengan begitu Wali Kota Serang punya tanggung jawab moral terhadap anaknya," ujar Muharam Albana, Rabu, (11/10/2023).
Dengan mempromosikan Sandy Bela Sakti sebagai Bacaleg DPRD Banten dapil Kota Serang dari Partai PAN, menjadi beban moral tersendiri bagi Syafrudin. Jika nantinya Sandy terpilih dan tidak bekerja dengan baik, maka sosok dibelakangnya yang akan jadi sorotan.
Jika Sandy berjuang sendiri, akan mendewasakan sang putra dalam berorganisasi, berpolitik dan menghadapi masyarakat.
"Kalau tidak bagus (kinerjanya sebagai anggota legislatif) maka moral bapaknya dipertanyakan. Yang disorot ayahnya sebagai pejabat publik, pantas atau tidak pantas membawa calon anggota legislatif. Kembali lagi ke etika politik, itu tidak pantas," jelasnya.
Advertisement