Bitcoin Kembali Melonjak, Capai Rp 685 Juta

Harga Bitcoin pada Selasa (5/12/2023) disebut mengalami kenaikan. Pasalnya, kenaikan tersebut mencapai angka US$ 44.083 atau sekitar Rp 683.771.413 (kurs Rp 15.511).

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 06 Des 2023, 14:23 WIB
Diterbitkan 06 Des 2023, 14:18 WIB
Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)
Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)

Liputan6.com, Bandung - Saat ini, Bitcoin tengah mengalami kenaikan dan nilainya melesat cukup tinggi di pasar uang kripto. Pasalnya, pada Selasa (5/12/2023) pukul 16.00 WIB mata uang bitcoin tercatat berada di angka US$ 44.083 atau sekitar Rp 683.771.413 (kurs Rp15.511).

Diketahui kenaikan tersebut menyentuh angka 5% dari penutupan sebelumnya serta naik 66,1% dari level terendah tahun ini. Sebelumnya bitcoin sempat berada di angka US$ 26.533 atau Rp 411.863.583 pada 11 Oktober 2023 lalu.

Melansir dari CoinMarketCap pasar kripto tengah berkerak mix dan bitcoin naik dan secara mingguan meningkat 16,83%. Sebelumnya sejumlah analis juga memberikan harga bitcoin dapat menembus US$ 100.000 atau setara Rp 1,55 miliar.

Selain karena adanya dorongan optimisme ETF juga karena adanya bitcoin halving tahun depan. Sementara itu, harga Ethereum berada di zona positif 2,54% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari terakhir tumbuh 11,28%.

Adapun Cardano terapresiasi 5,01% secara harian dan secara mingguan masih mengalami kenaikan 9,89%. Kemudian dogecoin menguat 4,6% dalam 24 jam terakhir dan dalam mingguan masih naik 16,77%.

Beberapa pihak menilai jika kenaikan Bitcoin tersebut juga tidak terlepas dari adanya penurunan suku bunga AS. Serta adanya antusiasme dari para pedagang untuk mengantisipasi persetujuan dana bitcoin yang dijual di pasar saham AS.

Industri Kripto Disebut Aktif Melobi

Kripto. Dok: Traxer/Unsplash
Kripto. Dok: Traxer/Unsplash

Melansir dari Reuters kelompok riset nirlaba OpenSecrets menyebutkan perusahaan kripto menghabiskan US$18,96 juta atau sekitar Rp 294 miliar dalam tiga kuartal pertama 2023 untuk melobi pembuat kebijakan.

Diketahui industri mata uang kripto melakukan hal tersebut untuk beruang dalam memperbaiki reputasinya di mata publik. Serta mendorong adanya undang-undang yang bersahabat salah satunya di Amerika Serikat.

Biaya yang digunakan untuk melobi tersebut cukup meningkat karena pada periode 2022 lalu perusahaan tersebut menghabiskan sekitar US$ 16,1 juta atau Rp 249 miliar. Selain itu di Indonesia sendiri jumlah investor dan transaksi aset kripto terlihat terus menumbuh.

Melalui data Bappebti tercatat jumlah investor kripto di dalam negeri menembus sampai 18 juta. Kemudian pada bulan Oktober 2023 terdapat kenaikan signifikan dari nilai transaksi kripto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya